Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Exploitasi Energi Indonesia: PLTU Tembilahan Belum Beroperasi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pelemahan harga jual batu bara tidak bisa dihindari oleh para emiten yang bergerak di sektor pertambangan, seperti PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO). Perusahaan batu bara dan produksi listrik Energi Group ini rencananya akan mulai masuk ke bisnis pembangkit listrik. Namun, tampaknya, rencana tersebut masih belum dapat terealisasi.

Komisaris Exploitasi Energi Indonesia Maxi Tjandra Tjoajadi mengatakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Tembilahan diprediksi belum dapat berjalan pada tahun ini.

"Prediksi kami PLTU Tembilahan belum beroperasi tahun ini. Kemungkinan baru tahun depan. Saat ini masih proses (membangun)," katanya di Jakarta, Rabu (6/8/2014).

Tapi, dalam kenyataannya sampai dengan Mei 2014 proses pembebasan tanah dan pengembangan site baru rampung 25%, engineering 75%, dan equipment supply 68%. Adapun, proses civil work baru selesai 15%.

"Kendalanya ada di kondisi tanah lokasi proyek yang berupa gambut. Juga kendala dari hujan," jelasnya.

Untuk pembangunan PLTU Tembilahan ini, perseroan telah menginvestasikan dana sebesar Rp 143,28 miliar sampai Mei 2014. Perseroan memprediksikan hingga akhir proyek ini masih membutuhkan dana investasi sebesar Rp 52,09 miliar.

Sementara itu, pembangunan proyek PLTU Rengat yang ditarget selesai pada April 2015 masih terkendala kondisi lahan akibat hujan. Proses pembebasan tanah dan pengembangan site hingga Mei 2014 baru 12%, engineering 10%, equipment supply 60%, dan civil work 10%.  Sampai dengan Mei 2014, perseroan sudah mengucurkan dana Rp 62,64 miliar runtuk proyek tersebut dan diperkirakan untuk keseluruhan biaya pembangunan mencapai Rp 104,09 miliar.

Karena belum rampungnya pekerjaan PLTU Tembilahan, alhasil perseroan mengandalkan hanya PLTU Pangkalan Bun yang beroperasi komersial sejak 2011. PLTU di Kalimantan Tengah tersebut berkapasitas 2x7 MW dan rencananya dikembangkan menjadi 2x65 MW.

PLTU Pangkalan Bun berkontribusi 2,8% terhadap total pendapatan usaha CNKO selama tiga bulan pertama tahun ini sebesar Rp 393,19 miliar. Sumbangan terbesar tetap berasal dari penjualan batu bara yang sebesar 94,08% atau Rp 369,91 miliar.

Tercatat, pendapatan usaha pada kuartal-I 2013 turun 23,02% dari pendapatan usaha periode sama tahun lalu sebesar Rp 510,79 miliar. Sementara, laba bersih pada kuartal-I tahun ini turun drastis 63,1% menjadi Rp 9,15 miliar dari kuartal-I tahun lalu sebesar Rp 24,8 miliar. Saat ini perseroan dipercaya oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta PT Indonesia Power (IP) untuk memasok batu bara melalui perjanjian pasokan jangka panjang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: