Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bak Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula, Sudah Tutup Giant Tapi HERO Masih Aja Merugi Triliunan Rupiah

Bak Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula, Sudah Tutup Giant Tapi HERO Masih Aja Merugi Triliunan Rupiah Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Malang -

PT Hero Supermarket Tbk (HERO) beberapa waktu lalu kembali memutuskan untuk menutup gerai supermarket Giant akibat tekanan dari pandemi corona. Penutupan gerai Giant memang telah dilakukan perseroan di beberapa lokasi sejak setahun terakhir. Salah satu merek dagang ini menutup gerainya akibat tekanan dari pandemi corona.

Sayangnya, hal tersebut tak dapat menyelamatkan HERO dari kerugian. Perseroan tercatat membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp1,21 triliun pada akhir tahun 2020. Kerugian ini lebih dalam jika dibandingkan dengan akhir tahun 2019, yang hanya merugi sebesar Rp28,21 miliar. 

Penurunan terssebut disumbang oleh anjloknya penjualan bersih sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar Rp8,89 triliun, turun 27,27% dibanding tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp12,18 triliun.

Padahal, beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp6,493 triliun atau turun 26,43 persen dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp8,733 triliun. Sehingga laba kotor turun 32,35 persen menjadi Rp2,39 triliun.

Baca Juga: Ngaku Banyak Pesaing, Hero Supermarket Blak-Blakan Soal Tutup Giant: Kinerja Bisnisnya...

Akan tetapi di sepanjang tahun 2020, beban usaha perseroan sebesar Rp3,55 triliun atau membengkak 2,011 persen dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp3,48 triliun. Ditambah kenaikan beban keuangan sebesar 2.700 persen menjadi Rp112,69 miliar.

Baca Juga: Kasus Gugatan IKEA, Manajemen Hero Supermarket: Kami Tidak Tahu

Di tahun 2020, ekuitas tercatat sebesar Rp1,854 triliun, atau naik 49,42 persen dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp3,666 triliun. Adapun total kewajiban tercatat sebesar Rp2,983 triliun, atau tumbuh 24,96 persen dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp2,387 triliun.

Kemudian, untuk aset perseroan tercatat sebesar Rp4,838 triliun, atau turun 20,08 persen dibanding akhir tahun 2019, yang tecatat sebesar Rp6,054 triliun. Semantar, arus kas diperoleh dari aktivitas operasi tercatat minus Rp270,31 miliar, atau memburuk dibanding akhir tahun 2020, yang tercatat sebesar Rp10,76 miliar. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: