Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Afghanistan Bisa Collaps Jika AS dan Negara Donor Lain Setop Bantuan

Afghanistan Bisa Collaps Jika AS dan Negara Donor Lain Setop Bantuan Kredit Foto: Unsplash/ The Raven
Warta Ekonomi, Kabul -

Inspektur Jenderal Khusus untuk rekonstruksi Afghanistan John Sopko memperingatkan bila AS dan donor lain terus memotong bantuannya ke Afghanistan maka pemerintah negara Timur Tengah itu dapat ambruk. Lalu negara itu kembali terpuruk dalam kekacauan seperti yang terjadi pada 1990-an.

Peringatan Sopko ini disampaikan sebelum AS, Rusia dan negara-negara lain mulai menggelar perundingan untuk mencari solusi damai di Afghanistan yang sempat mengalami kebuntuan. Peringatan juga disampaikan sebelum pemerintah Presiden Joe Biden menghadapi tenggat waktu penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada 1 Mei mendatang.

Baca Juga: AS Ingin Bentuk Perintahan Sementara Afghanistan, Taliban: Satu Hal yang Dibutuhkan...

"Sekitar 80 persen anggaran Afghanistan didanai AS dan donor-donor (internasional lainnya), bila, entah untuk alasan apa, para donor terus memotong bantuan, maka dapat mengakibatkan kehancuran pada pemerintah Afghanistan yang kami ketahui," kata Sopko, Selasa (16/3/2021).

Ia memperingatkan 'sejarah dalam terulang kembali' seperti ketika anarki mengguncang Afghanistan usai Uni Soviet mengakhiri pendudukan 1979 hingga 1989 dan berhenti membantu pemerintahan negara itu. Kekacauan membukakan jalan bagi Taliban untuk berkuasa.

Kelompok itu memberikan perlindungan pada pemimpin Alqaidah Usamah Bin Ladeinn yang dianggap merencanakan serangan 11 September 2001. Invansi AS ke Afghanistan mengakhiri kekuasaan Taliban.

Laporan Bank Dunia

Bank Dunia melaporkan bantuan internasional ke Afghanistan turun drastis dari 6,7 miliar dolar AS pada tahun 2011 menjadi 4,2 miliar dolar AS pada 2019.

Sopko menyampaikan laporan terbarunya di hadapan Komite Pengawas dan Reformasi House of Representative AS pada Selasa (16/3/2021) ini. Laporan itu menyebutkan pada konferensi bulan November lalu para donor berjanji menggelontorkan bantuan sebesar 3,3 miliar dolar AS untuk warga sipil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: