Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bisnis Wisata Belum Pulih, Ekonomi Thailand Diprediksi Cuma Tumbuh 2,6%

Bisnis Wisata Belum Pulih, Ekonomi Thailand Diprediksi Cuma Tumbuh 2,6% Kredit Foto: Antara/REUTERS/Soe Zeya Tun
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Thailand tahun ini berada di kisaran 2,6%. Perkiraan angka realisasi tersebut sudah mempertimbangkan pemulihan permintaan domestik.

Tim staf IMF, Lamin Leigh, mengungkapkan, pemulihan dalam pariwisata diperkirakan akan lambat untuk sebagian besar tahun ini. Namun, hal ini bergantung pada penyebaran vaksin yang berhasil dan dimulainya kembali perjalanan global.

Baca Juga: CIPS: Capaian Ekonomi Digital Jadi Momentum Tingkatkan Penetrasi Digital

"Pemerintah telah mengambil langkah penting untuk mengakses dan mendistribusikan vaksin Covid-19," ucap Lamin pada Senin (15/3//2021).

Di sisi lain, ekspor akan meningkat seiring dengan pemulihan yang lebih kuat dalam permintaan global. Inflasi juga diperkirakan tetap berada di dekat batas bawah kisaran target Bank of Thailand 1-3%.

Lamin menambahkan bahwa pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap perekonomian Thailand. Pertumbuhan PDB riil pada tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 6,1%. Kebijakan penahanan dan penghentian arus pariwisata secara tiba-tiba telah menekan aktivitas.

Selanjutnya, PDB riil pulih baik pada Q3 dan Q4 2020 dan tumbuh masing-masing sebesar 6,2% dan 1,3% pada basis triwulan ke triwulan. "Prospeknya tetap menantang. Pertumbuhan diproyeksikan mencapai 2,6% pada 2021 didorong oleh pemulihan permintaan domestik," jelasnya.

IMF pun kata dia merekomendasikan agar kebijakan akomodatif yang berkelanjutan untuk mendukung pemulihan tetap dilakukan. Ekspansi fiskal juga harus fokus pada perlindungan yang rentan melalui jaring pengaman sosial yang lebih kuat dan peningkatan investasi publik dalam proyek-proyek makro-kritis dan tahan iklim.

"Setelah pemulihan berjalan dengan mantap, strategi konsolidasi yang komprehensif, termasuk reformasi pajak dan prioritas pengeluaran, akan dibutuhkan untuk secara bertahap memulihkan penyangga sebelum krisis dan menjaga kesinambungan fiskal dalam jangka menengah," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: