Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Catat Sejarah, Hamas Pilih Wanita untuk Masuk dalam Biro Politiknya

Catat Sejarah, Hamas Pilih Wanita untuk Masuk dalam Biro Politiknya Kredit Foto: Flash90/Abed Rahim Khatib
Warta Ekonomi, Gaza -

Kelompok gerakan Islam Palestina, Hamas, memilih seorang wanita untuk masuk ke dalam biro politiknya untuk pertama kalinya.

Hamas pada Rabu pekan lalu mengumumkan terpilihnay kembali Yahya Sinwar sebagai kepala sayap politiknya di Gaza, daerah kantong yang miskin dari dua juta warga Palestina.

Baca Juga: Pentolan Hamas di Gaza Kini Diambil Alih Pemimpin Baru Bergelar Mujahidin Palestina

Pada hari Minggu, kelompok militan itu mengungkapkan identitas 20 anggota biro politiknya setelah pemungutan suara internal menjelang jajak pendapat legislatif pada 22 Mei dan pemilihan presiden pada tanggal 31 Juli, pemilihan umum pertama Palestina dalam 15 tahun.

Dan di antara 20 anggota biro politiknya ada dua wanita. Mereka adalah Jamila al-Shantee dan Fatima Shurab, presiden terakhir dari "Komisi Perempuan", menurut daftar resmi yang dilihat oleh AFP.

Sementara Shurab diangkat ke posisinya, Shantee menjadi wanita pertama yang terpilih ke Biro Politik, Hamas yang ditetapkan dalam siaran pers.

"Hamas ingin mengirim sinyal positif ke komunitas internasional dan seluruh wilayah dengan mengubah citranya dan menunjukkannya terbuka dan wanita diwakili," kata Adnan Abou Amer, Profesor Politik dan Media di Universitas Islam Gaza yang dikutip Al Araby, Selasa (16/3/2021).

Hamas, dianggap sebagai organisasi teroris oleh banyak negara bagian barat, dijadwalkan untuk mengadakan pemilihan umum untuk kepalanya secara umum dalam beberapa bulan mendatang, dengan calon petahana berbasis Qatar Ismail Haniyeh diperkirakan akan melawan wakilnya Jamal al-Aruri dan mantan pemimpin kelompok itu Khaled Meshal.

Gerakan itu telah menghadapi tiga perang dengan Israel sejak 2008. Pengadilan Kriminal Internasional telah membuka investigasi yang akan melihat dugaan kejahatan perang yang mungkin telah dilakukan oleh Israel dan Hamas selama konflik 2014.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: