Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hentikan Kehidupan Sawit, Deforestasi Dunia Berkurang, Benarkah?

Hentikan Kehidupan Sawit, Deforestasi Dunia Berkurang, Benarkah? Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejak tahun 1980-an, kampanye penghentian produksi dan konsumsi minyak sawit terus dilakukan oleh pihak antisawit. Kampanye tersebut digaungkan dengan tujuan agar deforestasi dunia berhenti. Lalu pertanyaannya, apakah benar dengan menghentikan atau mengurangi "kehidupan" kelapa sawit, deforestasi dunia akan berkurang?

Data United States Department of Agriculture (USDA) mencatat, empat komoditas minyak nabati: kelapa sawit, kedelai, rapa, dan bunga matahari memasok sekitar 85–90 persen dari kebutuhan minyak nabati dunia. Dalam dua dekade terakhir, luas areal tanaman keempat komoditas tersebut mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan.

Baca Juga: Dukung PSR, BPDPKS dan Apkasindo Gelar ToT untuk Petani Sawit Banten

Data USDA mencatat, luas areal kedelai di dunia meningkat spektakuler dari 75,5 juta hektare tahun 2000 menjadi 127 juta hektare tahun 2020. Pada periode yang sama, luas tanaman rapa juga meningkat dari 24,7 juta hektare menjadi 35,5 juta hektare. Luas areal bunga matahari meningkat dari 19,7 juta hektare menjadi 27.6 juta hektare. Sementara itu, luas lahan kelapa sawit di dunia hanya meningkat dari 10,03 juta hektare menjadi 24 juta hektare.

Mengutip catatan Direktur Eksekutif PASPI Monitor, Dr. Tungkot Sipayung, dalam ekspansi areal keempat tanaman minyak nabati dunia tersebut, umumnya dilakukan dengan deforestasi (dengan berbagai definisi) baik secara langsung maupun tidak langsung, pada era sebelum 2000 maupun sesudah tahun 2000.

Dari hal ini dapat disimpulkan, hingga tahun 2020, deforestasi oleh tanaman kedelai mencapai lebih dari 5 kali kelapa sawit dunia. Deforestasi oleh tanaman rapa hampir 1,5 kali kelapa sawit dunia. Sementara, deforestasi oleh tanaman bunga matahari sekitar 1,2 kali kelapa sawit dunia. "Bukankah tanaman kedelai, rapa, dan bunga matahari lebih banyak melakukan deforestasi hutan dunia?" seperti dilansir dari catatan Dr. Tungkot Sipayung.

Dari segi produksi, data USDA mencatat, produksi minyak sawit dan inti sawit pada tahun 2020 mencapai 84,22 juta ton; minyak kedelai 60,27 juta ton; minyak rapa 27,64 juta ton; dan minyak biji bunga matahari 19,27 juta ton. Jika dihitung dalam produktivitas minyak per hektare, produktivitas kelapa sawit (CPO + CPKO) mencapai 4,3 ton per hektare. Sementara, produktivitas rapa, bunga matahari, dan kedelai berturut-turut hanya 0,7; 0,52; dan 0,45 ton per hektare.

Produktivitas kelapa sawit hampir 10 kali produktivitas tanaman kedelai, lebih 8 kali dari produktivitas bunga matahari, dan lebih 6 kali produktivitas tanaman rapa.

"Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa kelapa sawit adalah tanaman minyak nabati dunia yang paling hemat menggunakan lahan (land saved). Sementara, soybean adalah tanaman minyak nabati yang boros gunakan lahan atau boros deforestasi," seperti dilansir dari catatan Dr. Tungkot Sipayung. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: