Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perhatian, AS Pastikan Vaksin Ciptaan Johnson & Johnson Cuma Butuh Sekali Suntik

Perhatian, AS Pastikan Vaksin Ciptaan Johnson & Johnson Cuma Butuh Sekali Suntik Kredit Foto: Getty Images/SOPA Images/Pavlo Gonchar
Warta Ekonomi, New York -

Amerika Serikat sudah menyetujui penggunaan vaksin ketiga untuk menangani penularan virus COVID-19, yaitu vaksin buatan Johnson and Johnson yang hanya butuh satu dosis.

Sejumlah pihak kini semakin optimistis jika usaha vaksinasi akan berjalan lebih cepat dari yang diperkirakan semula.

Baca Juga: Nepal Selidiki Pangeran yang Bawa Vaksin AstraZeneca ke Gunung Everest

Saat ini berbagai vaksin yang ada di seluruh dunia termasuk di Australia memerlukan dua dosis atau dua kali suntikan.

Vaksin Pfizer memerlukan dua dosis dengan perbedaan pemberian vaksin antara 21 hari.

Sementara vaksin buatan Oxford-AstraZenece, yang baru disetujui penggunaannya di Australia tanggal 16 Februari lalu, memerlukan waktu yang lebih lama antara pemberian dosis pertama dan kedua.

Situs Departemen Kesehatan Australia menyebutkan dosis kedua baru bisa diberikan antara empat minggu sampai 12 minggu setelah dosis pertama disuntikkan.

Vaksin lain yang memerlukan dua dosis saat ini adalah Novavax, sudah dipesan Pemerintah Australia juga sebanyak 51 juta dosis, juga vaksin Moderna, vaksin Rusia Sputnik, dan dua vaksin dari China Sinovac yang digunakan di Indonesia, dan Sinopharm.

Sebenarnya bukan Johnson and Johnson saja yang berhasil mengembangkan vaksin dosis satu kali.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: