Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Vaksin Covid-19 Berpotensi Jadi Kunci Pengobatan Kanker

Vaksin Covid-19 Berpotensi Jadi Kunci Pengobatan Kanker Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekelompok ilmuwan di Philadelphia, Amerika Serikat (AS) melakukan penelitian, yaitu menyuntik tikus dengan instruksi genetik dalam bentuk RNA (asam ribonukleat), yang mendorong sel hewan untuk menghasilkan protein yang disesuaikan.

Dilansir SCMP, terdapat pengandaian bahwa pada dasarnya hal itu serupa dengan orang-orang yang melakukan vaksinasi untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Jika suntikan yang diberikan bukanlah vaksin dan thus yang dimaksud adalah janin, maka RNA harus diberikan dengan jarum kaca tipis selebar rambut manusia.

Baca Juga: Terobosan Lagi, Moderna Bikin Vaksin untuk Balita hingga Anak-anak

Eksperimen yang dilakukan para peneliti di Rumah Sakit Anak Philadelphia (CHOP) dan Universitas Pennsylvania, menandai langkah pertama dalam menggunakan RNA untuk mengobati penyakit genetik langka sebelum lahir. RNA sangat mungkin digunakan dalam vaksin, di mana ini dapat dikodekan dengan resep untuk protein tertentu, yakni protein ‘paku’ atau ‘spikes’ yang menonjol dalam setiap partikel virus corona jenis baru.

Sistem kekebalan orang tersebut mendapat kesempatan untuk berlatih pada fragmen virus tanpa terpapar pada yang sebenarnya. Namun, jauh sebelum pandemi Covid-19, para ilmuwan membayangkan RNA dapat digunakan untuk menghasilkan jenis protein lain, yang memungkinkan untuk mengobati berbagai penyakit manusia. Ini termasuk kondisi di mana protein alami seseorang dalam beberapa hal kekurangan, seperti fibrosis kistik dan anemia sel sabit.

Sebelum pandemi Covid-19, uji coba sedang dilakukan pada vaksin RNA yang dirancang untuk mengobati kanker, dengan hasil awal yang menjanjikan. William Peranteau, ahli bedah janin di CHOP dan rekan penulis senior studi baru pada tikus, yang diterbitkan di Science Advances mengatakan bahwa mengobati penyakit sebelum lahir adalah sebuah ‘cakrawala’ berikutnya.

Meski Peranteau dan rekan ilmuwan berhasil menginduksi produksi protein pada janin tikus, mereka tidak menargetkan penyakit tertentu dalam studi bukti konsep awal ini. Diperlukan penelitian bertahun-tahun sebelum pendekatan tersebut dapat dicoba pada janin manusia.

Mengobati suatu penyakit selama kehamilan akan memungkinkan dokter untuk melakukan upaya sebelum terlambat. Ini berpotensi menangkal berbagai keterlambatan perkembangan dan kondisi lain yang dapat berakibat fatal bagi calon bayi.

“Ini akan menjadi penyakit yang menyebabkan masalah sebelum bayi lahir-masalah yang tidak mudah disembuhkan, dan tidak ada pengobatan yang baik setelah lahir,” ujar Peranteau.

Para ilmuwan mulai mengumpulkan berbagai peran RNA tidak lama setelah mereka menemukan double-stranded helix, yang merupakan sepupu kimia dari DNA pada 1953. Mereka menentukan bahwa satu jenis RNA tampaknya bertindak sebagai kurir, yang membawa genetika.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: