Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rudal Pesawat Ukraina, Iran Justru Salahkan Radar dan Operator karena...

Rudal Pesawat Ukraina, Iran Justru Salahkan Radar dan Operator karena... Kredit Foto: Unsplash/Jordan Sanchez
Warta Ekonomi, Teheran -

Badan Penerbangan Sipil Iran, dalam laporan akhir, menyalahkan radar dan operator sistem pertahanan rudal atas penembakan pesawat penumpang Ukraina pada Januari 2020. Tragedi itu menewaskan 176 orang di dalam pesawat.

Laporan akhir badan itu dirilis hari Rabu, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (18/3/2021). Radar disalahkan karena dianggap tidak sejajar.

Baca Juga: Lagi Diancam Israel, Iran Bolak-balik Pamerin Kota Rudal Bawah Tanahnya

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengkritik laporan itu, menyebutnya sebagai upaya sinis oleh otoritas Republik Islam Iran untuk menutupi alasan sebenarnya atas tragedi itu, yang diduga disengaja.

"Pesawat itu diidentifikasi sebagai target musuh karena kesalahan oleh operator [sistem] pertahanan udara...dekat Teheran dan dua rudal ditembakkan ke arahnya," bunyi laporan akhir Badan Penerbangan Sipil Iran dalam situsnya.

"Operasi penerbangan tidak memiliki peran dalam menciptakan kesalahan pada baterai pertahanan udara," lanjut laporan itu.

Korps Garda Revolusi Iran menembak jatuh penerbangan Ukraine International Airlines pada 8 Januari 2020 tak lama setelah lepas landas dari Bandara Teheran.

Pemerintah Iran kemudian menyatakan bahwa penembakan itu adalah "kesalahan yang menghancurkan" oleh pasukannya yang sangat waspada selama konfrontasi regional dengan Amerika Serikat.

Iran gelisah tentang kemungkinan serangan balik Amerika setelah menembakkan banyak rudal ke pangkalan Irak yang menampung pasukan AS sebagai pembalasan atas pembunuhan komandan militernya yang paling kuat, Qassem Soleimani, dalam serangan pesawat nirawak AS di bandara Baghdad.

Seperti dalam laporan awal yang dikeluarkan Juni lalu, Badan Penerbangan Sipil Iran mengatakan kesalahan itu muncul dari ketidaksejajaran radar baterai sistem rudal dan kurangnya komunikasi antara operator sistem pertahanan rudal dan komandannya.

"Setelah relokasi taktis, ADU (unit pertahanan udara) yang relevan gagal menyesuaikan arah sistem karena kesalahan manusia, menyebabkan operator mengamati target yang terbang ke barat dari IKA (bandara) sebagai target yang mendekati Teheran dari barat daya dengan relatif ketinggian rendah," imbuh laporan akhir tersebut.

"Tanpa menerima persetujuan atau tanggapan dari pusat komando, dia (operator) datang untuk mengidentifikasi target sebagai musuh dan menembakkan rudal ke pesawat yang bertentangan dengan prosedur yang direncanakan," lanjut laporan itu.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengecam laporan itu dalam sebuah posting di Facebook.

"Apa yang kami lihat dalam laporan yang diterbitkan hari ini tidak lebih dari upaya sinis untuk menyembunyikan alasan sebenarnya dari jatuhnya pesawat kami," tulis dia.

"Kami tidak akan membiarkan Iran menyembunyikan kebenaran, kami tidak akan membiarkannya menghindari tanggung jawab atas kejahatan ini."

Kuleba mengatakan penyelidikan Iran tidak mengikuti praktik internasional, mengabaikan bukti yang diberikan oleh Ukraina dan menarik kesimpulan selektif.

Ukraina dan penyelidik independen PBB sebelumnya telah mengajukan pertanyaan tentang apakah jatuhnya pesawat itu disengaja daripada tidak disengaja.

PBB bulan lalu juga mengatakan penjelasan pemerintah Iran mengandung inkonsistensi.

Secara terpisah jaksa Ukraina telah meluncurkan penyelidikan mereka sendiri terhadap kemungkinan pembunuhan yang disengaja sehubungan dengan kecelakaan itu.

Pemerintah Teheran telah mengalokasikan USD150.000 untuk kerusakan yang akan dibayarkan kepada keluarga korban kecelakaan dan mengatakan beberapa orang telah diadili atas tragedi tersebut.

Ukraina mengatakan kompensasi harus ditetapkan melalui pembicaraan, dengan mempertimbangkan praktik internasional, setelah penyebab tragedi ditetapkan dan mereka yang bertanggung jawab dibawa ke pengadilan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: