Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dampak Banjir dan Musim, Produksi Sawit Turun 7,1%

Dampak Banjir dan Musim, Produksi Sawit Turun 7,1% Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Produksi minyak sawit bulan Januari 2021 tercatat 3,421 juta ton untuk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan 334.000 ton untuk minyak inti sawit (palm oil kernel/PKO). Produksi tersebut 7,1% lebih rendah dari produksi bulan Desember 2020.

“Penurunan besar ini merupakan pola musiman ditambah dengan terjadinya banjir di beberapa sentra produksi sawit yang mengganggu proses panen,” kata Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono di Jakarta, Rabu (17/3/2021).

Baca Juga: Kemen-LHK: Lewat PP Ini, Masalah Kebun Sawit dalam Kawasan Hutan Bisa Diselesaikan

Sementara konsumsi minyak sawit untuk produk pangan dalam negeri naik menjadi 763.000 ton atau 5,5% lebih tinggi dari bulan Desember 2020. “Pada masa pandemi Covid-19, konsumsi untuk produk pangan telah menunjukkan tren naik secara konsisten sejak Juni 2020,” tambahnya.

Sebaliknya, konsumsi untuk oleokimia di Januari 2021 lebih rendah (-9,6%) dari konsumsi Desember 2020 dan merupakan penurunan pertama sejak Januari 2020. Konsumsi untuk biodiesel sedikit lebih rendah (-0,7%) dari bulan Desember 2020.

Sehingga secara total, konsumsi dalam negeri naik 1,1% dari bulan Desember 2020. Sementara jika dibandingkan dari bulan Januari 2020, konsumsi dalam negeri juga naik 1,5%.

Dari sisi volume ekspor minyak sawit mentah (CPO) pada Januari 2021 lalu menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Ekspor CPO pada akhir Januari 2021 lalu tercatat 2,86 juta ton. Angka ini turun 7,7% dibandingkan volume ekspor pada Desember 2020 yang tercatat 3,50 juta ton.

Mukti mengungkapkan, penurunan ini salah satunya disebabkan berlimpahnya pasokan minyak nabati lainnya sehingga stok yang cukup tinggi di negara-negara importir.

Berdasarkan negara tujuannya, ekspor Januari 2021 ke China turun paling banyak, yakni sebesar -166,4 ribu ton atau 28% dibandingkan Desember 2020. Penurunan juga terjadi ke Malaysia yang sebesar 166,2 ribu ton (-77%), ke India turun 136,2 ribu ton (-41%), dan ke Belanda turun 80 ribu ton (-81%).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: