Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Curhatan SBY Ditampar Mantan Kader Demokrat: Mas Anas Gak Cengeng

Curhatan SBY Ditampar Mantan Kader Demokrat: Mas Anas Gak Cengeng Kredit Foto: Gedepaseksuardika,blogspot.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tulisan dan video podcast Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjudul Kebenaran dan Keadilan Datangnya Sering Terlambat, Tapi Pasti terus mendapatkan tanggapan. Kali ini, mantan Kader Partai Demokrat I Gede Pasek Suardika yang memberikan komentar menohok.

"Cocoknya itu ditempelkan untuk Mas Anas Urbaningrum bukan di SBY menurut saya. Tetapi Mas Anas enggak cengeng," ujar Gede Pasek Suardika, Jumat (19/3/2021).

Baca Juga: Lagu Klasik, SBY Curhat Bikin Podcast: Sedih Demokrat Diacak-acak Sahabat Kacang Lupa Kulitnya

Pasek mengatakan, Anas Urbaningrum (AU) tetap tegar menjalani dengan tirakat yang ketat. "Sebab ketidakbenaran dan ketidakadilan yang didapat AU selama ini justru karena ada kontribusi langsung dan tidak langsung dari SBY ketika berkuasa dan mengambil alih Demokrat menjadi properti keluarga," kata Pasek.

Diketahui, tulisan curhat yang dibuat pada 15 Maret 2021 itu ditayangkan di media sosial Facebook, Youtube SBY, dan akun Instagram istrinya, Ani Yudhoyono in Memoriam. SBY dalam curhatannya itu dinilai masih menggunakan gaya politik playing victim atau bersikap seolah-olah jadi korban.

"Saya melihatnya model curhat kali ini mencoba gaya playing victim model baru setelah model Drama Korea (Drakor) gagal total. Kalau kembali model buat lagu juga sudah tertinggal, sehingga mencoba dengan gaya puisi," kata Pasek.

Pasek mengaku tidak tahu apakah publik masih terhipnotis atau sudah kebal dengan manuver gaya belas kasihan seperti SBY itu. "Kalau saya yang pernah kena prank saat KLB di Bali sudah tidak mempan lagi. Saya sih yakin publik sudah tidak mempan lagi. Paling yang terenyuh dan sedih tinggal para abdi dalem yang mengabdi dan belum pernah jadi korban prank langsung," tutur Pasek.

Namun, diakui Pasek, sebagai sebuah karya seni puisi, tulisan Curhat SBY itu tentu harus tetap diapresiasi walau pesannya tidak pas.

"Karya lagu, Drakor, Puisi untuk menyentuh rasa iba dan belas kasihan publik dari orang yang selama ini menjadikan properti publik Parpol sebagai properti keluarga sendiri, akan sulit diterima oleh mereka yang masih punya akal sehat," kata Pasek.

Baca Juga: Nih, 4 Jenderal yang Siap Gantikan Moeldoko Jadi KSP! Ada Mantan Pengawal SBY

"Tapi kita lihat saja masih ada berapa yang menangis kasihan setelah mendengar dan membaca puisi tersebut," pungkas Pasek.

Diketahui sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai DemokratSusilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat video podcast. Isinya, cerita tentang sahabat yang melukai. Video podcast SBY itu berjudul Kebenaran dan Keadilan Datangnya Sering Lambat, Tapi Pasti. Video tersebut ditayangkan di akun YouTube Susilo Bambang Yudhoyono.

Gambar SBY mengenakan pakaian warna ungu menghiasi background video tersebut. Di belakangnya, terlihat hamparan bintang. Di pojok kanan atas tertulis judul videonya.

"Kebenaran dan keadilan datangnya sering lambat, tapi pasti," begitu kalimat pembuka dalam video tersebut. Lalu, SBY bercerita tentang kondisi Cikeas seperti kota mati dan mencekam. Kemudian, dia juga kembali mengingat almarhum Ibu Ani.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: