Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tingkatkan Profit, PT Pupuk Kaltim Lirik Produksi Oleokimia Sawit

Tingkatkan Profit, PT Pupuk Kaltim Lirik Produksi Oleokimia Sawit Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pupuk Kaltim mulai membidik produksi oleokimia (oleochemicals) yang berasal dari minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO).

Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi mengatakan, produksi oleokimia akan dimulai mengingat perusahaan sudah memiliki kebun kelapa sawit mencapai 7.400 hektare. Selama ini, perusahaan hanya menghasilkan CPO tanpa mengalami tahap pengolahan lebih lanjut.

Baca Juga: Kontribusi Sawit di Kalbar untuk Petani dan Perekonomian Daerah

"Bocoran ke depan kita ingin arah produk kimia dari renewable energy dan yang kita pilih adalah produk oleochemical dari kelapa sawit," kata Rahmad seperti dikutip pada Minggu (21/3/2021).

Lebih lanjut Rahmad mengatakan, keputusan perusahaan melirik bisnis ini karena potensi nilai tambahnya yang besar. Oleokimia menjadi bahan baku untuk pembuatan sejumlah produk turunan seperti kosmetik, sabun, hingga pakan ternak. Selama ini, produk kelapa sawit sebagian besar di ekspor dalam bentuk CPO, padahal, pengolahan oleokimia lebih menguntungkan.

"Skenarionya, kita akan perbesar volume bisnis dari sumber energi terbarukan ini. Kita mulai dari kecil, mungkin lima tahun ke depan barangkali dampak ke ebitda (keuangan) 10 persen. Tapi ini masa depan. Setelahnya, berharap ebitda kita bisa di-generate dari oleochemical," ujarnya.

Selain oleochemical, PT Pupuk Kaltim juga akan mencoba produksi soda ash atau abu soda di Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik ini direncanakan memiliki kapasitas produksi sekitar 300 ribu ton.

Menurut Rahmad, produksi soda ash akan menguntungkan karena banyak digunakan sebagai bahan dasar industri kaca hingga deterjen. Selain soda ash, PT Pupuk Kaltim juga akan melakukan perbaikan pabrik-pabrik tua (revamping) agar lebih efisien sehingga laba dan ebitda dapat meningkat. "Tahun ini target labanya naik menjadi Rp1,9 triliun. Tahun lalu sekitar Rp1,86 triliun," ucapnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: