Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

MPR: Jangan Ada Diskriminasi dalam Olahraga!

MPR: Jangan Ada Diskriminasi dalam Olahraga! Kredit Foto: MPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota MPR dari Fraksi Partai Demokrat, Bramantyo Suwondo, menegaskan bahwa olahraga harus mengedepankan sportivitas dan terlepas dari kepentingan politik dan lainnya. Tim Bulu Tangkis Indonesia yang didiskualifikasi dari All England menunjukkan masih adanya diskriminasi dalam olahraga. Sebab, perlakuan yang diterima Tim Bulu Tangkis Indonesia berbeda dengan tim lain yang mengalami kasus serupa.

"Saya melihat ada kejanggalan dalam peristiwa itu," ujarnya dalam Diskusi Empat Pilar MPR yang mengambil tema "Polemik All England dan Nasionalisme" di Media Center MPR/DPR/DPD Lobi Nusantara III, Senayan Jakarta, Senin (22/3/2021). Diskusi juga menghadirkan anggota MPR dari Fraksi PDI Perjuangan, H. Muchamad Nabil Haroen.

Baca Juga: Bamsoet Bersama Donny Kesuma Undi Give Away Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Putaran Ke-23

Bramantyo melihat perlakuan yang diterima Tim Indonesia berbeda dengan tim negara lain. Sebelum berangkat, Tim Indonesia sudah melakukan tes PCR dengan hasil negatif. Ketika sampai di Inggris pun, Tim Indonesia kembali melakukan tes PCR dan hasilnya juga negatif. Bahkan, anggota Tim Indonesia sudah divaksinasi Covid-19.

Namun, panitia penyelenggara mendiskualifikasi Tim Bulu Tangkis Indonesia setelah Kementerian Kesehatan Inggris menginformasikan salah seorang penumpang yang satu pesawat dengan Tim Indonesia menuju Inggris terkonfirmasi Covid-19. "Namun anehnya, ada tim dari negara lain yang  sempat diberitakan terpapar Covid-19, panitia penyelenggara mengakomodasi tim negara itu untuk melakukan tes ulang dan akhirnya dinyatakan negatif sehingga bisa berlaga kembali di All England," ujarnya.

"Jelas ada ketidakadilan dan diskriminasi. Panitia mengakomodasi tim negara lain untuk melaksanakan PCR ulang dan dengan hasil negatif mereka diperbolehkan berlaga kembali. Seharusnya, Indonesia juga mendapat perlakukan yang sama," imbuhnya.

Karena itu, Bramantyo mengungkapkan peristiwa ini menjadi catatan dan perhatian Komisi X DPR. "Kita akan mengadakan rapat dengan Kemenpora. Salah satu isu yang kita tanyakan adalah soal All England. Bagaimana dan langkah apa yang harus dilakukan bila menghadapi situasi seperti itu," kata anggota Komis X DPR ini.

"Kita juga mendorong pemerintah dalam hal ini Kemenpora dan pengurus olahraga lainnya seperti KOI dan KONI untuk memastikan tidak ada diskriminasi dalam olahraga seperti kejadian yang dialami Tim Bulu Tangkis Indonesia di All England," tuturnya.

Sementara itu, anggota MPR dari Fraksi PDI Perjuangan, H. Muchamad Nabil Haroen, menyebutkan bahwa Tim Bulu Tangkis Indonesia memiliki mental juara. "Kita terus menerus melakukan kritik kepada panitia penyelenggara, kita suarakan melalui berbagai kanal yang ada. Namun, kita tidak melakukan hal-hal yang sifatnya destruktif. Ini merupakan salah satu karakter dari tim yang bermental juara," katanya.

Menurut Gus Nabil, sapaan akrab Nabil Haroen, Tim Bulu Tangkis Indonesia dan masyarakat harus bisa move-on dari kejadian tersebut. Sekalipun demikian, kritik dan upaya mendapat keadilan tetap harus dilanjutkan.

"Kritik harus tetap dilanjutkan untuk mendapatkan keadilan sesungguhnya. Namun, kita juga harus move-on. Saya kira penting bagi kita untuk move on. Karena kalau kita berputar di sini saja tanpa move-on, saya kira akan menjadi sesuatu yang mubazir dan sia-sia," katanya.

Gus Nabil juga mengapresiasi diplomasi yang dilakukan Kedubes Indonesia di Inggris. Tanpa diplomasi, tidak mungkin Tim Bulu Tangkis Indonesia bisa kembali ke Tanah Air lebih cepat. "Tim Indonesia bisa kembali lebih cepat. Ini karena adanya diplomasi. Kalau tidak ada diplomasi yang baik, saya kira atlet-atlet kita masih terkurung di sana selama 10 hari. Upaya ini perlu kita apresiasi," tambahnya.

Terkait nasionalisme, Gus Nabil menyebutkan, olahraga dan nasionalisme tidak dapat dipisahkan. Apa yang dialami Tim Bulu Tangkis Indonesia di All England telah membangkitkan rasa nasionalisme masyarakat di Tanah Air.

"Kita melihat ketika Tim Bulu Tangkis Indonesia dipaksa untuk mengalah atau dipaksa untuk kalah, datang dukungan dari semua pihak, mulai dari rakyat di bawah hingga pimpinan. Semua mendukung Tim Indonesia. Ini bukti bahwa olahraga bisa menjadi alat pemersatu bangsa. Bulu tangkis adalah salah satu cabang olahraga yang bisa kita banggakan," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: