Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Muncul Kebohongan Jahat Soal Xinjiang, China Langsung Boikot Merek-merek Asing

Muncul Kebohongan Jahat Soal Xinjiang, China Langsung Boikot Merek-merek Asing Kredit Foto: ABC Australia
Warta Ekonomi, Beijing -

Kementerian Luar Negeri China menyatakan tuduhan mengenai kerja paksa di Xinjiang merupakan “kebohongan jahat” dengan tujuan “mendiskreditkan citra China, melemahkan keamanan dan stabilitas Xinjiang dan membatasi pembangunan China.”

Pernyataan itu muncul setelah Partai Komunis yang berkuasa dan warganet mengecam H&M dan merek busana serta alas kaki lainnya yang mengkritik catatan hak asasi manusia (HAM) China di kawasan tersebut, serta sanksi-sanksi Barat terhadap para pejabat China yang dituduh melanggar HAM di Xinjiang.

Baca Juga: Bikin Statement Soal Xinjiang, Warganet China Murka dan Ganyang Nike

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Hua Chunying, Kamis (25/3/2021), mengacu pada sejarah perbudakan di Amerika Serikat (AS), dengan menunjukkan foto hitam putih, yang ia katakan ia “lihat di Internet,” memperlihatkan warga kulit hitam yang bekerja di ladang kapas.

Hua kemudian membandingkannya dengan foto berwarna mengenai pemetik kapas dan mengatakan bahwa 40 persen panen kapas dilakukan oleh mesin di Xinjiang, seraya mengklaim bahwa karena itu, kerja paksa “tidak eksis” di provinsi tersebut.

“Pasar China di sini. Kami tidak memerlukan paksaan,” kata Hua. “Tetapi satu hal yang jelas, rakyat China tidak membiarkan sejumlah orang asing memakan beras China dan kemudian menghancurkan panci China,” terangnya.

Kecaman terbaru dimulai sewaktu Liga Pemuda Partai Komunis pada hari Rabu (24/3/2021) di akun media sosialnya tentang pernyataan H&M pada Maret 2020 bahwa perusahaan itu akan berhenti membeli kapas dari Xinjiang di bagian barat laut China.

Perusahaan ritel Swedia itu, dalam kata-kata yang juga digunakan oleh beberapa merek lainnya, mengatakan “sangat prihatin” mengenai berbagai laporan tentang kerja paksa di sana.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: