Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada Gula Ada Semut, Duit Belasan Triliun Rupiah Bikin Investor BRI Berebut!

Ada Gula Ada Semut, Duit Belasan Triliun Rupiah Bikin Investor BRI Berebut! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Investor asing memperebutkan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sepanjang perdagangan sesi pertama, Jumat, 26 Maret 2021. Bagaimana tidak, saham BRI menempati posisi teratas dengan net but paling besar di antara yang lain, yakni mencapai Rp47,66 miliar. 

Merangkum data perdagangan RTI, antusias asing yang tinggi untuk berbelanja mampu mendongkrak harga saham BRI secara signifikan. Pagi tadi, saham BRI dibuka hijau Rp4.630 per saham. Namun, hanya dalam setengah hari harga saham BRI meroket hingga ke level tertinggi di Rp4.720 per saham. Baca Juga: Jiayou Rupiah! Gantian Dolar AS yang Berdarah-Darah!

Pada penutupan sesi pertama, saham BRI terparkir dengan apresiasi 2,16% ke level Rp4.720 per saham. Aktivitas perdagangan saham BRI meliputi 55,99 juta saham dengan frekuensi 10,787 kali dan membukukan nilai transaksi harian sebesar Rp261,92 miliar. Baca Juga: Balik Badan! Harga Emas Antam Anjlok pada Jumat, 26 Maret 2021

Ibarat pepatah ada gula ada semut, pergerakan saham BRI kali ini tidak terlepas dari kabar bahwa bank pelat merah tersebut akan membagikan dividen tunai tahun buku 2020 senilai Rp12,1 triliun. Nilai tersebut setara dengan 65% dari laba bersih yang dikantongi BRI sepanjang tahun 2020 yang mencapai Rp18,66 triliun.

Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto, menyatakan bahwa rasio dividen tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, serta dalam rangka menjaga struktur modal yang kuat untuk ekspansi bisnis dan mengantisipasi risiko ke depan yang mungkin terjadi dalam pengelolaan bank. Dividen pay out ratio tahun buku 2020 meningkat apabila dibandingkan dengan dividen pay out ratio tahun buku 2019 sebesar 60 persen.

"Sesuai dengan tahapan implementasi Basel III, Perseroan ingin menjaga tingkat rasio kecukupan modal (CAR) di atas 18%. Selain itu, Perseroan masih memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh, baik secara organik maupun anorganik," ungkap Catur pada Kamis, 25 Maret 2021.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: