Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tahan Resesi, Industri Logam Dasar Bakal Tumbuh 3,54%

Tahan Resesi, Industri Logam Dasar Bakal Tumbuh 3,54% Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memprediksi sektor industri logam dasar tumbuh 3,54% pada 2021. Dia menuturkan bahwa industri baja merupakan industri high resilience yang dinilai mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19.

"Pada masa pandemi Covid-19, sektor industri logam dasar tetap bertumbuh dengan baik. Pada tahun 2020, industri logam mengalami pertumbuhan positif," tuturnya.

Baca Juga: Runyam! Harga Emas Tenggelam, Nasib Logam Mulia Antam Suram!

Hal ini didukung dengan nilai realisasi investasi yang tinggi dan neraca perdagangan surplus di industri logam, khususnya untuk logam dasar serta upaya pengendalian impor besi baja nasional. Agus menambahkan, dalam rangka mendorong industri logam nasional yang berdaya saing tinggi, perlu diciptakan iklim usaha yang kondusif dan kompetitif demi mendongkrak utilisasi.

Untuk menciptakan iklim usaha industri logam yang kondusif di masa pandemi ini, Kementerian Perindustrian menjalankan beberapa kebijakan bagi industri agar bisa tetap menjalankan kegiatan usahanya sehingga bisa bertahan dalam kondisi sulit ini.

Kebijakan tersebut seperti menempatkan industri baja sebagai salah satu partner strategis yang merupakan mother of industry bagi sektor manufaktur. Di samping itu, mengatur regulasi impor baja berdasarkan supply-demand, lalu fasilitas harga gas bumi bagi sektor industri sebesar US$6 per MMBtu, penerbitan Izin Operasional Mobilitas dan Kegiatan Industri (IOMKI), serta pengaturan tata niaga besi baja.

"Kebijakan-kebijakan tersebut dirumuskan dengan maksud memberikan jaminan dan kesempatan bagi industri nasional, khususnya industri baja, agar dapat bersaing di pasar nasional maupun mancanegara," tegas Agus.

Sebagai komponen utama pembangunan ekonomi nasional, sektor industri logam berpotensi memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi melalui added value serta akan menjadi multiplier effect bagi aktivitas sosial ekonomi, penyerapan tenaga kerja, penghasil devisa.

"Pada akhirnya, akan menjadi faktor pendorong (push factor) bagi peningkatan daya saing ekonomi bangsa," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: