Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PaninBank Bukukan Laba Bersih Rp3,12 Triliun Kinerja Tahun 2020

PaninBank Bukukan Laba Bersih Rp3,12 Triliun Kinerja Tahun 2020 Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Pan Indonesia Tbk (“PaninBank”) hari ini mengumumkan laporan keuangan untuk tahun buku 2020.

Presiden Direktur PaninBank, Herwidayatmo mengatakan di tengah kondisi pandemik tahun 2020, PaninBank melakukan pengaturan kembali komposisi portfolio aktiva produktif untuk mengantisipasi perlambatan pertumbuhan kredit.

Baca Juga: Jasa Marga Bukukan Laba Rp 501 Miliar sepanjang 2020

"Peningkatan penanaman dalam Surat Utang Negara (SUN) memberi kesempatan meraih capital gain, yang menyebabkan Laba Bersih individual Bank (bank only) meningkat menjadi sebesar Rp3,08 triliun, dibanding akhir tahun 2019 sebesar Rp3,07 triliun”.

Secara konsolidasi, Laba Bersih Bank tercatat sebesar Rp3,12 triliun, dengan Laba Operasional Sebelum Pencadangan tumbuh 13,7%, sebesar Rp6,69 triliun. Peningkatan Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan fee based income yang mencapai Rp3,36 triliun, naik 77,16% yoy. Hal ini sejalan dengan meningkatnya transaksi surat-surat berharga ditengah kecenderungan penurunan suku bunga pasar.

Total aset konsolidasi mencapai Rp218,07 triliun, naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp211,29 triliun. Total kredit sebesar Rp129,89 triliun, mengalami penurunan sebesar 14,3% terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan kredit ditengah lambatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia dan penerapan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas portofolio kredit.

Posisi likuiditas Bank terjaga dengan baik didukung peningkatan Dana Pihak Ketiga sebesar 8,9%, dan telah mencapai Rp. 143,03 triliun. Tabungan dan Giro mengelami pertumbuhan yang lebih tinggi dari pertumbuhan DPK. Tabungan tumbuh 14,7% dan Giro tumbuh sebesar 18,9%, menunjukkan bahwa PaninBank terus mendorong peningkatan CASA yang kini mencapai 39,4%. Rasio likuiditas Loan-toDeposit Ratio (LDR) berada pada posisi optimum sebesar 83,3%.

PaninBank juga terus memperkuat layanan perbankan elektronik dan digital yang semakin lengkap, dan terus berinovasi guna mewujudkan kualitas layanan dan pengalaman perbankan yang baik bagi nasabah.

Mobile Panin, Internet Panin, dan ATM Panin sebagai jalur transaksi utama bagi nasabah dalam masa pandemi menunjukkan peningkatan jumlah transaksi disertai kenaikan pendaftar baru dibanding dengan pencapaian akhir tahun 2019.

Mengantisipasi meningkatnya risiko usaha dan potensi peningkatan kredit bermasalah sebagai akibat dari perlambatan pertumbuhan perekonomian yang berdampak pada meningkatnya profil risiko portofolio kredit, PaninBank fokus pada upaya untuk meningkatkan kualitas aset dan pencadangan yang kuat. 

PaninBank secara konsisten menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan kualitas aset melalui pelaksanaan prosedur penilaian risiko serta penyelamatan kredit melalui restrukturisasi dan collection serta recovery. Sebagai hasilnya, pada akhir tahun 2020, rasio NPL terjaga dan membaik menjadi 3,01% dibanding akhir tahun 2019 sebesar 3.02%. Bersamaan dengan itu, PaninBank juga terus meningkatkan pencadangan aktiva produktif. Selama tahun 2020 ini PaninBank telah mengalokasikan biaya pencadangan penurunan kualitas aset yang cukup signifikan sebesar Rp 2,69 triliun, sehingga NPL coverage ratio telah mencapai lebih dari 151%.

PaninBank juga terus membantu nasabah diantaranya dengan menjalankan stimulus yang ditetapkan oleh Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui program Restrukturisasi dan Relaksasi kredit terhadap nasabah yang usahanya terdampak oleh pendemi COVID-19. Kredit-kredit yang telah direstrukturisasi umumnya dalam kolektibilitas Lancar, dan sebagian Debitur telah menyelesaikan restrukturisai dan kembali ke kondisi kredit normal.

Pada akhir tahun 2020, ekuitas tier-1 PaninBank tercatat sebesar Rp 44,25 triliun, dan total ekuitas sebesar Rp. 44,22 triliun, dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) konsolidasi meningkat menjadi 29,58% dibandingkan posisi akhir tahun 2019 sebesar 23,41%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: