Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

WTO Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Perdagangan Global Jadi 8%

WTO Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Perdagangan Global Jadi 8% Kredit Foto: Wto.org
Warta Ekonomi, Jakarta -

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) merevisi naik perkiraan pertumbuhan perdagangan barang dagangan global pada 2021 menjadi 8% setelah mencatat penurunan 5,3% tahun lalu di tengah pandemi Covid-19.

WTO menilai, prospek pemulihan yang cepat dalam perdagangan dunia telah membaik karena perdagangan barang dagangan berkembang lebih cepat dari yang diharapkan pada paruh kedua tahun lalu.

Baca Juga: IMF Bakal Revisi Pertumbuhan Ekonomi Global 2021

"Menurut perkiraan baru dari WTO, volume perdagangan barang dagangan dunia diperkirakan akan meningkat 8 persen pada 2021 setelah turun 5,3 persen pada 2020, melanjutkan rebound-nya dari keruntuhan akibat pandemi yang mencapai titik terendah pada kuartal kedua tahun lalu," kata Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo Iweala.

Ia menambahkan bahwa pertumbuhan perdagangan kemudian akan melambat menjadi 4 persen pada tahun 2022 dan efek pandemi akan terus dirasakan karena laju ekspansi ini masih akan membuat perdagangan di bawah tren pra-pandemi.

"Covid-19 terus menjadi ancaman terbesar bagi prospek perdagangan karena gelombang infeksi baru dapat dengan mudah merusak pemulihan yang diharapkan. Rebound kuat dalam perdagangan global sejak pertengahan tahun lalu telah membantu meredakan pandemi masyarakat, bisnis, dan ekonomi," jelasnya.

Iweala mengatakan, menjaga pasar internasional tetap terbuka sangat penting bagi perekonomian untuk pulih dari krisis. Sementara itu, peluncuran vaksin yang cepat, global, dan adil merupakan prasyarat untuk pemulihan yang kuat dan berkelanjutan yang dibutuhkan.

"Meningkatkan produksi vaksin akan memungkinkan bisnis dan sekolah dibuka kembali lebih cepat dan membantu ekonomi bangkit kembali. Namun, selama sejumlah besar orang dan negara dikecualikan dari akses vaksin yang memadai, itu akan menghambat pertumbuhan, dan berisiko membalikkan keadaan kesehatan dan pemulihan ekonomi di seluruh dunia," paparnya.

Iwaela menambahkan bahwa perdagangan melalui rantai nilai telah membantu negara-negara mengakses makanan dan pasokan medis penting selama krisis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: