Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peluang Percepatan Pertumbuhan Perusahaan Fintech Indonesia Melalui IPO di Pasar Modal

Peluang Percepatan Pertumbuhan Perusahaan Fintech Indonesia Melalui IPO di Pasar Modal Kredit Foto: Ist

Pemanfaatan bursa, khususnya melalui Initial Public Offering (IPO) sebagai salah satu opsi untuk mendukung permodalan penyelenggara fintech yang umum dilakukan diluar negeri, saat ini di Indonesia belum banyak digunakan.

Guna membahas potensi mekanisme IPO dalam rangka mendukung permodalan penyelenggara fintech di Indonesia, termasuk potensi dan tantangannya, maka Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) bekerjasama dengan PT Bursa Efek Indonesia melalui IDX Incubator menyelenggarakan FinTech Talk dengan tema “Akselerasi Pertumbuhan Perusahaan Fintech Melalui Pasar Modal Indonesia dengan Initial Public Offering (IPO)”.

Kegiatan yang merupakan perwujudan kolaborasi dalam ekosistem sektor jasa keuangan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman serta keikutsertaan penyelenggara fintech dalam Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.

“Penyelenggaraan acara pada hari ini sangat bermanfaat bagi perusahaan-perusahaan fintech yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai apa yang perlu dipersiapkan oleh perusahaan apabila berminat melakukan Initial Public Offering (IPO) di pasar modal. Untuk perusahaan yang berminat, penting kiranya untuk mengetahui seluk-beluk, termasuk potensi, penilaian, dan tantangan yang akan dihadapi sepanjang proses ini. Saya mengapresiasi kerjasama dan dukungan yang baik dari Bursa Efek Indonesia kepada para pelaku di industri fintech Tanah Air,” kata Dickie Widjaja, Wakil Sekretaris Jenderal AFTECH, ketika membuka acara ini.

Senada dengan Dickie, Pandu Patria Sjahrir, Komisaris PT Bursa Efek Indonesia, menyampaikan bahwa secara umum perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia, termasuk fintech, sudah cukup mature untuk bisa go public. Meskipun demikian, ia menyadari bahwa pemahaman investor publik di Indonesia mengenai perusahaan teknologi masih perlu ditingkatkan.

“Terkait dengan cara menilai perusahaan, misalnya, publik cenderung melihat berapa price to earning (PE), padahal terdapat cara-cara lain dalam melakukan penilaian. Sedangkan untuk regulasinya, saat ini BEI terus berdiskusi dengan OJK mengenai beberapa hal. Tapi satu hal yang ingin saya ingatkan, fintech di Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan lebih banyak lagi, sehingga akan berperan sangat besar terutama dari sisi inklusi keuangan dan ini bisa menjadi masa depan Indonesia,” kata Pandu.

“BEI mendukung penyelenggaraan acara hari ini serta berharap agar kolaborasi dengan AFTECH dapat terus ditingkatkan. Hal ini menjadi kian penting mengingat bahwa peningkatan edukasi, literasi, dan kolaborasi di antara para pemangku kepentingan merupakan salah satu kunci dalam memajukan ekosistem fintech di Indonesia. Akhirnya, saya berharap agar para penyelenggara fintech terdorong untuk menjajaki strategi penguatan permodalan perusahaan melalui pasar modal,” tambah Pandu.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: