Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jumpai AHY, Ketum PP Muhammadiyah Titip Empat Pesan Mendalam Ini

Jumpai AHY, Ketum PP Muhammadiyah Titip Empat Pesan Mendalam Ini Kredit Foto: Instagram Agus Harimurti Yudhoyono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melakukan silaturahmi ke Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir. Pertemuan dua tokoh ini digelar di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (3/4/2021) kemarin.

Dalam pertemuan itu, sejumlah hal dibahas oleh kedua tokoh. Haedar mengatakan bahwa pertemuan dengan AHY ini ajang diskusi dan silaturahmi mengenai kebangsaan dan kenegaraan.

Baca Juga: Ditanya Kemungkinan Rangkul Moeldoko, Ketum Demokrat-AHY Ogah Jawab

“Tentu dalam dua perspektif yang berbeda. Satu dari Mas AHY dari aspek politik sebagaimana posisinya sebagai ketua umum Partai Demokrat dan kami (Muhammadiyah) dari perspektif kemasyarakatan dan kebangsaan yang tentu tidak masuk ke arena partai politik,” kata Haedar.

Kepada AHY, Haedar mengaku menitipkan empat pesan. Empat pesan yang disampaikan Haedar ini berisi tentang kondisi bangsa saat ini, Pancasila hingga agama dan etika.

Pertama, kata Haedar, tentang kondisi bangsa ini yang secara umum bahwa kehidupan kebangsaan kita masih ada di dalam koridor demokrasi dan konstitusi, tetapi di satu sisi juga menghadapi sejumlah masalah dalam kehidupan berdemokrasi di mana ada politik yang transaksional, politik yang cenderung oligarki, politik yang sampai batas tertentu oportunistik dan niretika.

Kedua, sambung Haedar, dalam konteks kehidupan kebangsaan maupun politik yang menjadi arena partai politik Haedar menegaskan semua pihak harus berdiri tegak di atas konstitusi.

“Indonesia itu kuat dan akan tetap eksis karena dia memiliki konstitusi yang kuat, dari pembukaan UUD 45 serta berbagai macam UUD tempat di mana koridor kita berbangsa dan bernegara. Nah sekali ada deviasi terhadap konstitusi dan perundang-undangan maka biasanya akan timbul masalah dalam kehidupan kebangsaan kita, lebih-lebih konstitusi yang berkaitan dengan cita-cita luhur bangsa yang berkaitan sebagai negara merdeka bersatu, berdaulat, adil dan Makmur yang itu menjadi cita-cita kehidupan bangsa kita oleh para pendiri negeri ini,” ujar Haedar.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: