Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

NU Ikhlas Jika Densus 88 Harus Menggeledah Pesantren

NU Ikhlas Jika Densus 88 Harus Menggeledah Pesantren Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Detasemen Khusus Antiteror 88 Markas Besar Kepolisian RI menggeledah Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim di Dusun Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

Merespons itu, Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Syafruddin Syarif, tak mempersoalkan jika pesantren digeledah. Namun yang perlu dicatat, kata dia, tak semua pesantren di negeri ini berafiliasi dengan NU.

Syafruddin mengatakan, kini banyak berdiri pesantren yang bercorak salafi dan mengembangkan paham Wahabi. Di Jerman, kata dia memberikan contoh, paham Wahabi menyebabkan meningkatnya ekstremisme.

Baca Juga: Operasi Tiada Henti, Densus 88 Geledah Sebuah Pesantren di Kab. Sleman

Syafruddin lantas menyinggung pesantren yang didirikan oleh Abu Bakar Ba’asyir di Ngruki, Solo, Jawa Tengah, yang menurutnya dahulu terang-terangan menyebut pemerintah dengan tagut (penyembah selain Allah).

“Sampai mengeluarkan buku bahwa pemerintah Indonesia adalah tagut, polisinya tagut. Tentu ajaran ini menyebabkan santrinya menjadi radikal, tidak ada toleransi sama sekali," ujarnya kepada wartawan pada Minggu, 4 April 2021.

Secara pribadi, Syafruddin tak mempersoalkan ketika aparat Densus 88 menggeledah sebuah pesantren jika memang diduga kuat ada oknum di pesantren itu bertalian dengan kelompok radikal-ekstrem

"Kalau memang Densus 88 melacak ada salah satu pesantren yang kemungkinan di situ ada ajarannya yang menyebabkan terorisme tumbuh subur, maka itu menjadi satu hal yang memang harus dilakukan Densus 88 untuk menggeledah, termasuk ke pesantren," ujarnya.

Baca Juga: Densus 88 Ringkus Terduga Teroris di Wilayah Ini

Sebuah pesantren bernama Ibnu Qoyyil di Dusun Gandu, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, digeledah oleh Densus 88 Mabes Polri pada Jumat, 2 April.

Pengasuh sekaligus anak pendiri pesantren itu, M. Najib Hisyam, membenarkan memang ada penggeledahan di area pesantrennya. Namun, Najib tak bisa menjelaskan secara detail karena berada di luar saat penggeledahan.

Najib menyebut bahwa memang ada ruangan yang digeledah, di antaranya ruangan direktur dan rumah di depan kompleks Pesantren Ibnu Qoyyil yang merupakan rumah dinas direktur. Sang direktur ialah adik perempuannya.

Saat penggeledahan, katanya, adiknya ada dan turut menyaksikan. Namun sang suami, berinisial RAS, tak tampak saat penggeledahan dan tak diketahui keberadaannya hingga kini.

Najib menjelaskan, RAS sebenarnya warga Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Setelah menikah dengan adik Najib, RAS mengajar di Pesantren Ibnu Qoyyil dan aktif menjadi pembicara dalam forum pengajian.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: