Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bitcoin Terancam, Karena Amerika Lakukan ....

Bitcoin Terancam, Karena Amerika Lakukan .... Kredit Foto: Unsplash/Aleksi Raisa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Amerika Serikat (AS) makin meningkatkan pengawasan pada kripto beberapa tahun terakhir. Namun, larangan itu tampaknya tak berlaku untuk Bitcoin.

Mengutip laman Cointelegraph, Senin (5/4/2021), boikot terhadap Bitcoin saat ini tak masuk akal, menurut CEO dan salah satu pendiri Gemini, Tyler Winlevoss.

"Sata pikir AS tak akan pernah memboikot Bitcoin. Ada terlalu banyak preseden yang ditetapkan di pengadilan. Perintah Coinflip mengelompokkan Bitcoin sebagai komoditas, seperti emas," jelas Winlevoss.

Baca Juga: Endorse Ayu Tingting Hampir Setara Harga Bitcoin, Cuan Youtube-nya Rp172 Juta per Bulan

Baca Juga: Sama Kayak China, Uni Eropa Niat Bikin Uang Digital Loh

Pada 2015, CFTC (Commodity Futures Trading Commission) menyebut BTC sebagai komoditas saat berdiskusi dengan platform perdagangan opsi BTC, Derivabit. Menurut CFTC, Derivabit tak mematuhi badan pengatur saat itu.

Mengenai larangan Bitcoin, "Ada banyak hal yang harus dibatalkan (jika Bitcoin benar-benar dilarang."

Ruang kripto sendiri lahir pada 2009, dengan Bitcoin sebagai koin pertama. Sejak saat itu, aset digital itu telah melahirkan ekosistem dengan pemain utama dalam berbagai kapasitas. Diskusi regulasi juga terus bergerak maju dalam menyediakan dan menegakkan pedoman terkait aset kripto.

"Sejumlah pemimpin industri kripto di AS begitu mempercayai aset kripto. Hal yang sama tampaknya juga berlaku di Inggris dan Eropa," jelas Winklevoss.

Di Singapura, Gemini sedang mengurus proses perizinan dengan MAS (Otoritas Moneter Singapura); di mana mereka terbuka dengan kehadiran Bitcoin dkk.

Ia menambahkan, "Memboikot Bitcoin pada dasarnya butuh waktu yang signifikan di internet secara keseluruhan; yang kemudian akan memengaruhi aspek ekonomi lain."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: