Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terapkan Circular Economy, Pemkot Tegal dan Inaplas Berhasil Tingkatkan Produksi Padi

Terapkan Circular Economy, Pemkot Tegal dan Inaplas Berhasil Tingkatkan Produksi Padi Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (INAPLAS) bersama Pemerintah Kota Tegal yang didukung oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), telah berhasil melakukan uji coba penggunaan pupuk cair untuk tanaman padi di Demplot yang difasilitasi oleh Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Pangan (DKP3) Kota Tegal.

Dari demplot tersebut yang terdiri dari 2 bagian masing masing menghasilkan 11,7 ton gabah per hektar dan 10,5 ton gabah per hektar, meningkat dari rata-rata panen di kota Tegal 6 - 7 ton per hektar.

Uji coba oleh kedua belah pihak ini merupakan bagian dari upaya penerapan circular economy di Kota Tegal dimana pengelolaan sampah diarahkan agar bisa mencapai zero waste. Sampah non organik seperti plastik, alumunium, logam, kaca dan lainnya diarahkan untuk daur ulang sementara sampah organik dibuat menjadi pupuk cair melalui proses fermentasi, sedangkan sisanya yang tidak bisadiolah dan bernilai ekonomi rendah dijadikan briket bahan bakar dengan mesin predator. Jika pengelolaan sampah terpadu ini berjalan seluruhnya maka kiriman sampah ke tempat pembuangan akhir dapat dihindari.

Baca Juga: Gerakan Indonesia Bersih Edukasi Masyarakat Tentang Pengelolahan Sampah dan Pelestarian Lingkungan

Dalam kerjasama ini Inaplas menyediakan bibit padi Inpari 41, pupuk organik cair, NPK grower dan penyuluhan penggunaan pupuk serta pemeriksaan kondisi tanah dan tanaman secara rutin untuk demplot seluas 10.000 m2 yang difasilitasi oleh Kepala Bidang Pertanian dan Pangan, DKP3Kota Tegal.

Yusmana selaku Kepala Bidang Pertanian dan Pangan DKP3 Kota Tegal menyampaikan menyambut baik hal tersebut karena dengan kerjasama tersebut panen padi yang dihasilkan yang melebihi rata-rataproduktivitas sawah per hektar di Kota Tegal.

“Saya berharap kerjasama ini bisa ditingkatkan dan diperluas sehingga bisa meningkatkan produktivitas tanaman padi di Kota Tegal dan circular economy yang berawal dari produksi, komsumsi hingga daur ulang bisa tercapai,” ujarnya, ddalam keteerangan resmi di Jakarta, Senin (5/4/2021).

Dalam kesempatan yang sama Ketua umum Inaplas Suhat Miyarso mengatakan Inaplas menilai Pemkot Tegal sangat serius dalam mengusahakan peningkatan pengelolaan sampah sehingga mendorong Inaplas untuk melakukan kerjasama-kerjasama yang bermanfaat bagi usaha manajemen sampah di Indonesia.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada Pemkot Tegal yang telah bekerjasama dan memfasilitasi percobaan penggunaan pupuk cair yang berasal dari sampah organik untuk penanaman padi di Kota Tegal. Kami menyambut baik kerja sama ini. Sebelumnya Inaplas telah melakukan kerjasama dengan Pemkot Tegal melalui penggelaran aspal plastik dipendopo Kota Tegal yang telah berjalan dengan baik. Semoga hal ini dapat terus berjalan baik,” ucapnya.

Baca Juga: Mendulang Rupiah dari Bisnis Sampah Ala Warga Jabar

Sementara itu, Direktur Kerjasama Antar Lembaga Inaplas Budi Susanto menuturkan bahwa berdasarkan penghitungan hasil panen padi yang disaksikan oleh Kepala Bidang Pertanian dan Pangan DKP3 Kota Tegal, Yusmana, didapat hasil panen yang lebih tinggi melebihi rata-rata hasil panen Kota Tegal. Hasil ini diraih berkat kerjasama yang baik dengan pelaksana dilapangan disertaidengan penyuluhan dan monitoring kondisi tanah dan tanaman secara berkala.

“Dengan percobaan ini telah dibuktikan bahwa penggunaan pupuk cair organik pada tanaman padi berhasil dengan baik dan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia serta mengurangi biaya produksi. Dengan demikian hal yang lebih penting lagi yaitu circular economy dapat terwujud. Semua sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia sehari-hari bisa diguna ulang dan dikembalikan menjadi produk baru,” terangnya.

Dalam konsep circular economy, sampah plastik dapat dimanfaatkan lebih lanjut melalui daur ulang, dijadikan sebagai bahan bakar minyak melalui pirolisis atau yang bernilai rendah dijadikan RDF atau briket bahan bakar. Semua transformasi ini sudah terbukti dapat dikerjakan dalam berbagai kapasitas sesuai kebutuhan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: