Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tutup Maret 2021, Harga CPO Belum Terseret

Tutup Maret 2021, Harga CPO Belum Terseret Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejak Juni 2020 lalu, pergerakan harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) terus meningkat. Bahkan, menutup Maret 2021, harga rata-rata bulanan CPO pada CIF Rotterdam basis berada pada level US$1.135,45 per MT atau setara dengan Rp16.464.025 per MT (kurs Rp14.500).

Jika dibandingkan pada periode yang sama secara y-o-y, harga CPO tersebut menguat sebesar 78,7 persen. Sementara itu, jika dibandingkan dengan bulan lalu, harga rata-rata CPO tersebut menguat 3,5 persen. Harga CPO yang terus meningkat menjadi acuan turut meningkatnya harga tandan buah segar (TBS) petani di provinsi sentra sawit di Indonesia. 

Baca Juga: Dubes Uni Eropa: Komisi Uni Eropa Tinjau Ulang RED II yang Diskriminasi Sawit

Secara internal, penguatan harga ini didorong oleh gangguan pasokan minyak nabati di daerah-daerah produsen. Selain pasokan, kenaikan harga minyak sawit di dunia tercatat dipengaruhi beberapa faktor lainnya. Dalam laporan yang diterbitkan Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC) mencatat, faktor iklim, kasus pandemi Covid-19 yang berdampak pada pembatasan aktivitas, serta masalah pekerja di perkebunan kelapa sawit di Malaysia, menjadi sederet faktor yang menjadi pertimbangan penguatan harga tersebut.

Meskipun pandemi Covid-19 mulai muncul di Indonesia pada awal tahun 2020 dan mendorong dilakukannya kebijakan pembatasan (lockdown) di sejumlah negara konsumen minyak sawit di dunia, tekanan tersebut hanya berlaku sesaat. Hal ini karena pada kuartal II-2020, negara-negara pengimpor utama minyak sawit mulai melakukan re-stock. Pandemi Covid-19, catat CPOPC, tidak berdampak parah terhadap permintaan minyak nabati, termasuk minyak sawit. Alasannya, minyak nabati merupakan kebutuhan sehari-hari masyarakat dunia, baik yang digunakan sebagai bahan pokok pangan, bahan pembersih seperti hand sanitizer dan sabun, hingga bahan bakar terbarukan. 

Beberapa analis minyak nabati memproyeksikan harga sudah berada di pucuk dan wajar jika terjadi penurunan. Namun koreksi yang terjadi tidak akan membuat harga CPO menjadi kolaps. "Pasokan minyak sawit dunia diperkirakan akan meningkat 3 juta ton pada tahun 2021 setelah mengalami penurunan sebesar 2,5 juta ton tahun lalu," kata Direktur perusahaan barang konsumen India Godrej International sebagaimana diwartakan Reuters

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: