Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diserang Ratusan Purnawirawan, Erdogan Balik Melawan: Ini Serangan ke Demokrasi...

Diserang Ratusan Purnawirawan, Erdogan Balik Melawan: Ini Serangan ke Demokrasi... Kredit Foto: Reuters/Bernadett Szabo
Warta Ekonomi, Ankara -

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh sekitar 140 pensiunan laksamana mengatur plot untuk menggulingkannya. Tuduhan itu dipicu oleh aksi mereka yang berkumpul dan membuat pernyataan bersama di malam hari.

"Tidak mungkin menerima 104 pensiunan laksamana untuk berkumpul dan mengeluarkan pernyataan tengah malam di negara dengan masa lalu penuh kudeta dan ultimatum," kata Erdogan, hari Senin.

Baca Juga: Erdogan Nyalakan Lampu Hijau untuk Buka Lagi Hubungan dengan Mesir

"Ini tidak bisa disebut kebebasan berbicara. Ini dianggap sebagai serangan terhadap demokrasi, supremasi hukum dan kehendak bangsa," lanjut Erdogan yang dilansir Bloomberg, Selasa (6/4/2021).

Tuduhan Erdogan disampaikan beberapa jam setelah pihak berwenang menahan beberapa laksamana dan menuduh mereka berencana menggulingkan pemerintah yang berakar pada Islam.

Sebanyak 14 dari mereka dituduh sebagai biang keladi di balik pernyataan bersama yang dikeluarkan akhir pekan lalu yang mengkritik sikap pemerintah pada perjanjian maritim internasional utama dan meminta militer untuk melindungi nilai-nilai sekulernya.

"Kami akan menunjukkan mereka yang berani mengancam bangsa dan pemerintahan yang mereka pilih," kata Erdogan.

"Kami mengambil setiap jenis tindakan setelah pernyataan bersama itu," imbuh Presiden Turki tersebut.

Presiden Erdogan secara signifikan telah membatasi kekuasaan militer, terutama setelah upaya kudeta 2016 yang gagal oleh elemen-elemen militer yang dituduh memiliki hubungan dengan seorang ulama yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Fethullah Gulen.

Pemerintahan Erdogan dan beberapa pemimpin oposisi menggambarkan pernyataan bersama ratusan pensiunan laksamana itu sebagai upaya untuk memulihkan pengawasan militer di negara itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: