Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: China Telecom, Telkomselnya Tiongkok dengan Cuan USD1,80 M Setahun

Kisah Perusahaan Raksasa: China Telecom, Telkomselnya Tiongkok dengan Cuan USD1,80 M Setahun Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

China Telecommunications Corporation atau dikenal dengan China Telecom adalah badan usaha yang dikelola pemerintah China. Ia berada di urutan ketiga terbesar, sekaligus menjadi salah satu perusahaan raksasa dunia berdasarkan Fortune Global 500.

Menurut laporan Fortune, China Telecom pada 2020 memiliki pendapatan total mencapai 67,36 miliar dolar. Namun sayang, angka tersebut turun 2 persen dari tahun sebelumnya. Pada titik ini, perusahaan milik pemerintah China ini menempati peringkat ke-158 dalam daftar tersebut.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: BUMN Muda, Power China Sukses Jadi yang Terkaya dalam 9 Tahun

Masih di tahun yang sama, keuntungannya pun naik 8,3 persen dari tahun sebelumnya. Alhasil, China Telecom sukses meraup laba sebesar 1,80 miliar dolar.

Korporasi tengah memegang aset dengan total 129,34 miliar dolar. Sementara itu, total ekuitas para pemegang sahamnya di angka 54,12 miliar dolar.

Berikut kisah perjalanan China telekom yang akan dirangkum oleh Warta Ekonomi pada Selasa (6/4/2021) dalam artikel berikut ini. 

Perjalanan China Telecom dimulai tahun 1994 sebagai perusahaan independen. Ia saat itu memiliki dan mengendalikan semua telekomunikasi publik, termasuk layanan seluler, telepon tetap, dan pos. Semua dikendalikan oleh Kementerian Pos dan Telekomunikasi (MPT).

Pada tahun 1998, 1,2 miliar orang di China mengandalkan layanan telekomunikasi. Upaya modernisasi di seluruh negeri berarti perlu lebih banyak fokus pada sektor ekonomi ini. Masyarakat membutuhkan layanan yang lebih baik dan layanan telekomunikasi yang lebih berkualitas. Kedua poin ini menjadi yang terpenting di benak para eksekutif China Telecom ketika mereka menghadiri acara telekomunikasi PT/Expo negara itu pada bulan Oktober tahun itu.

China Telecom berencana menginvestasikan 18 miliar dolar dalam layanan telekomunikasi tahun itu dan tahun depan, dengan 80 persen direncanakan untuk infrastruktur telekomunikasi publik. Bisnisnya bagus, dengan pendapatan untuk tiga kuartal pertama tahun 1998 mencapai 20 miliar dolar.

Pelanggan berjumlah 104,4 juta dan jumlahnya meningkat pesat. Lebih dari 20,8 juta pelanggan baru bergabung pada tahun 1998, termasuk 7,7 juta pelanggan telepon seluler. Sebaliknya, satu-satunya pesaing China Telecom, China Unicom, hanya memiliki 1 juta pelanggan saat itu.

Lebih lanjut, pada Maret 1998, pemerintah telah mengeluarkan undang-undang telekomunikasi yang mengubah struktur peraturan dan memungkinkan lebih banyak persaingan di industri. China ingin masuk ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Namun, masuk ke WTO membutuhkan bukti suasana kompetitif dan lingkungan pasar yang berpusat pada pelanggan.

Pada saat yang sama, salah satu kompetitornya, China United Telecommunications Corporation (China Unicom), mencoba untuk mendapatkan pijakan di industri. Namun, MPT (Kementerian Pos dan Telekomunikasi) menggunakan kekuatannya dan China Telecom menggunakan dominasinya untuk berhasil mencegah China Unicom menjadi pesaing yang signifikan.

Sementara China Telecom membuat rencana untuk masa depan, pemerintah bekerja keras untuk mempengaruhi rencana ini. Pada awal Desember 1998, pemerintah mengumumkan sedang mempertimbangkan untuk menghentikan monopoli China Telecom dengan membubarkan perusahaan itu sendiri.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: