Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Pandemi, Latinusa Optimis Kinerja Bakal Tetap Tumbuh Tahun Ini

Meski Pandemi, Latinusa Optimis Kinerja Bakal Tetap Tumbuh Tahun Ini Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan yang bergerak di industri baja lembaran lapis timah (tinplate), PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) atau Latinusa tetap optimis kinerja bakal mengalami pertumbuhan di tengah pandemi Covid-19.

“Seiring dengan strategi yang ada, kami menargetkan pertumbuhan laba tahun 2021 lebih konservatif atau di bawah 10%. Kami masih optimis adanya pertumbuhan laba pada tahun ini,” kata Direktur Utama Latinusa, Jetrinaldi dalam paparan publik, Kamis (8/4/2021).

Untuk mendukung kinerja perusahaan tahun ini, perusahaan telah mencanangan dana investasi sebesar US$2,9 juta. Dana yang bersumber dari kas internal ini akan digunakan untuk menunjang bisnis perusahaan.

Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Rombak Direksi PT Timah

"Belanja modal Latinusa sebesar tahun ini sekitar US$2,9 juta. Dan itu memang tidak sebesar tahun lalu, karena kami masih dalam penghematan biaya atau efesiensi, khususnya di pemakaian timah. Namun dana itu diluar pemeliharaan pabrik pengolahan,"ucapnya.

Perseroan pada tahun 2020 berhasil mempertahankan pangsa pasar baja karbon rendah dengan lapisan timah atau tinplate. Pasalnya, pada tahun 2019 pangsa pasar tinplate NIKL sebesar 63%, dan pada tahun 2020 sudah mencapai 64%."Untuk tahun ini, kami berharap pangsa pasar Latinusa akan lebih besar dari apa yang sudah dicapai saat ini," terangnya. 

Baca Juga: Optimisme di Tengah Pandemi Covid-19, PTPP Siapkan Berbagai Strategi Jitu Paska Pandemi

Sebagai informasi, NIKL membukukan laba bersih sebesar US$2,72 juta atau mengalami pertumbuhan dibanding 2019 yang senilai US$2,68 juta. Sementara itu, penjualan pada tahun lalu tercatat menurun menjadi US$144,73 juta dari US$163,09 juta di 2019.

Sedangkan, beban pokok penjualan NIKL di sepanjang 2020 tercatat senilai US$134,95 juta atau lebih rendah dibanding setahun sebelumnya yang mencapai US$152,55 juta. "Kenaikan laba bersih, karena kami mampu menurunkan beban keuangan yang signifikan," ungkap Jetrinaldi.

Pada tahun lalu, beban keuangan NIKL tercatat senilai US$1,25 juta atau mengalami penurunan dibanding 2019 yang mencapai US$1,85 juta. Adapun laba sebelum pajak di 2020 sebesar US$3,63 juta, dengan jumlah beban pajak sebesar US$913,56 ribu.(end)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: