Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waketum MUI Geram, Sampai Bawa-bawa Ma'ruf Amin Tanggapi Pembatalan Pengajian Ramadan Pelni

Waketum MUI Geram, Sampai Bawa-bawa Ma'ruf Amin Tanggapi Pembatalan Pengajian Ramadan Pelni Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pembatalan pengajian Ramadan yang sempat dilakukan PT Pelni sedang disorot publik. Pengajian yang diisi sejumlah penceramah kondang itu dikaitkan dengan isu radikal oleh Komisaris Pelni, Kristia Dede Budhyarto.

Terkait itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas geram dengan pembatalan pengajian yang dikaitkan radikalisme tanpa bukti. Ia mempertanyakan aturan yang melarang kajian Ramadan di Pelni. Menurut dia, Pasal 29 ayat 2 tentang jaminan negara untuk tiap warga negara dalam memeluk agama dan kepercayaannya harus jadi acuan.

Baca Juga: PT Pelni Copot Pejabat Gegara Pengajian, Eh Buset! Akun Dede Budhyarto Diserang

"Di dalam pasal 29 ayat 2, menyatakan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut ajaran agama dan kepercayaannya itu. Lalu, pertanyaan saya, apa yang salah pada diri penceramah ini? Saya minta bukti, apa buktinya mereka radikal?" kata Anwar dalam acara salah satu TV swasta, dikutip Senin (12/4/2021).

Anwar geram dan tak bisa menerima pelarangan tersebut. Ia menyampaikan, jika tak ada sikap dari Pelni, ia akan mengajukan protes kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin. "Saya belum bisa terima ini ya. Nah, kalau dalam beberapa hari ini tidak ada, ya saya Anwar Abbas secara pribadi ya, akan mengirim surat protes kepada Wakil Presiden RI," tutur Anwar.

Dia paham dan bisa menerima jika bisa membuktikan ada penyimpangan terkait kajian Ramadan tersebut. "Oleh karena itu, bagi saya kalau seandainya bisa membuktikan bahwa mereka telah melanggar hal-hal yang ushuhiyah, saya bisa terima. Tapi, kalau seandainya mereka tidak melanggar masalah-masalah ushuliyah ini bertentangan dengan sikap dari wapres," tutur Anwar.

Sebab, dengan cara pembatalan tersebut justru memunculkan pertanyaan darinya. "Timbul pertanyaan di saya, mengapa di negeri ini, yang di mana wapresnya mantan Ketua Umum MUI kok ada orang yang berbuat seperti ini. Ini pertanyaan besar bagi saya. Maaf ini," ujar Anwar.

Penjelasan Pelni

Dikritik soal kebijakan yang melarang, akhirnya Komisaris Independen PT Pelni, Kristia Dede Budhyarto, memberikan penjelasan. Dalam kesempatan terbaru, Dede bahkan sudah meminta maaf dan menemui salah satu penceramah, Ustaz Cholil Nafis.

Dede saat diwawancara tvOne menyampaikan acara kajian itu dibatalkan karena dari dewan direksi belum ada izin. Pun, alasan kedua karena belum disetujui acara itu oleh manajemen. Dia meminta agar media jangan seolah-olah memberitakan dihentikan secara keseluruhan.

"Ya, jangan juga seolah-olah media menyampaikan ini dihentikan secara keseluruhan, nggak. Hanya untuk terjadi keriuhan ini di media sosial maka untuk sementara," ujar Dede.

Dia mengatakan bahwa dalam persoalan ini, manajemen Pelni lebih menyoroti pelanggaran individu internal terkait acara kajian tersebut. Ia mengatakan, sejumlah pejabat Pelni dengan posisi jabatan vice president dan supervisor dicopot karena polemik itu.

"Bisa jadi, bisa jadi. Ini kan manajemen lebih kepada pelanggaran. Nah, dengan individu-individunya tentu manajemen sudah melihat semuanya," tutur Dede.

Sebelumnya, beredar flyer kajian Ramadan 1422 H secara virtual melalui zoom meeting. Tema kajian online itu Ramadhan "Memperkuat dan Memperteguhkan". Dalam flyer itu, sejumlah ustaz dijadwalkan menyampaikan materi seperti Ustaz Firanda Andirja, Ustaz Syafiq Riza Basalamah, hingga Ustaz Cholil Nafis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: