Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sandiaga Uno: Malam Batik Sawit Bagian Tidak Terpisahkan Industri Kreatif Batik

Sandiaga Uno: Malam Batik Sawit Bagian Tidak Terpisahkan Industri Kreatif Batik Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan dukungannya terhadap penggunaan sawit sebagai Bio Paraffin Substitute (Bio-PAS) sebagai formulasi malam (lilin) batik. Penggunaan Bio-PAS ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) industri batik dan mengurangi impor parafin.

Dalam pembukaan Webinar Kemitraan UKM Batik Sawit: Kontribusi Sawit dalam Mendukung Industri Kreatif Batik Indonesia, Kamis (8/4/2021), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno, menyatakan mendukung penggunaan malam batik berbasis sawit yang akan berkontribusi besar bagi Indonesia di masa depan.

Baca Juga: Wakil Ketua BKSAP: Sawit Indonesia Sudah Bersahabat dengan Lingkungan

"Kami mendukung penggunaan malam batik berbasis sawit yang akan berkontribusi besar bagi Indonesia di masa depan. Kemenparekraf mendukung upaya pelestarian batik dan inovasi menggabungkan sawit kepada warisan batik," ujar Menparekraf Sandiaga Uno.

Selama ini, produksi batik menggunakan malam dengan formulasi parafin yang diimpor dan berasal dari minyak bumi. "Bicara bangga buatan Indonesia harusnya tinggi TKDN. Tapi, kalau malam batik masih diimpor parafinnya, kurang keren juga. Hari ini sangatlah tepat diluncurkan paraffin substitute sawit dari energi terbarukan dan bersumber daya lokal," ujar Sandi melanjutkan.

Perlu diketahui, di Indonesia, terdapat 101 sentra batik dan 47 ribu unit usaha. Industri batik tersebut menyerap sebanyak 200 ribu pekerja dengan potensi nilai mencapai Rp1 triliun pada 2019. "Harapan kami, bio paraffin substitute dapat dikembangkan. Saya yakin dari sawit dapat menjaga (pasokannya). Kami dukung dan akan sosialisasikan bio paraffin substitute dari sawit sebagai bagian tidak terpisahkan industri kreatif batik," harap Sandiaga Uno.

Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) BPPT, Soni Solistia Wirawan, menyebut bahwa kebutuhan parafin batik pada tahun 2019 sebanyak 36.000 ton yang melibatkan lebih dari 55.000 perusahaan batik skala kecil maupun menengah. Keunggulan Bio-PAS di antaranya terbuat dari bahan yang dapat diperbarui, halal, ramah lingkungan, dan dapat meningkatkan nilai tambah tanaman sawit.

Pembuatan malam batik berbahan baku sawit ini merupakan kegiatan inovasi teknologi BPPT yang diawali beberapa tahun lalu. Diawali penyusunan formula malam batik dan diujikan di Balai Besar Kerajinan dan Batik-Kementerian Perindustrian di Jogyakarta, kemudian dilanjutkan pengenalan produk inovasi ini kepada pengrajin pada industri kreatif batik guna memperoleh masukan dalam menyempurnakan kualitas malam batik berbahan baku sawit ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: