Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Membangkang, Kim Jong-un Eksekusi Mati Pejabat Korut yang Satu Ini

Membangkang, Kim Jong-un Eksekusi Mati Pejabat Korut yang Satu Ini Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Seoul -

Seorang pejabat pemerintah Korea Utara dieksekusi karena departemennya gagal melakukan cukup banyak panggilan video (video call) dan mengeluh tentang beban kerja yang berat, demikian diklaim.

Menteri pendidikan berpangkat tinggi yang tidak disebutkan namanya itu dilaporkan dijatuhi hukuman mati oleh Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyusul penyelidikan mengapa departemennya gagal membuat kemajuan yang memuaskan.

Baca Juga: Hampir Buntu, Upgrade Rudal Balistik Nuklir Korut Jalan Terus

Laporan tentang temuan penyelidikan terhadap Kementerian Pendidikan Tinggi, yang dilakukan oleh Organisasi dan Departemen Bimbingan (ODG) Korea Utara itu dilihat oleh media NRK Daily. Laporan itu mengklaim bahwa tidak cukup banyak tindakan yang dilakukan untuk "menerapkan Undang-Undang Pendidikan Jarak Jauh" dengan benar.

"OGD melakukan penyelidikan karena komisi gagal membuat kemajuan apa pun dan karena beberapa telah mengkritik kebijakan pemerintah," demikian isi laporan tersebut seperti diwartakan NRK Daily.

Tuduhan lain yang juga dilaporkan termasuk anggota departemen yang "mengeluh di setiap pertemuan" tentang pekerjaan mereka, sementara yang lain mempertanyakan kurangnya sumber daya yang disediakan oleh negara.

Para pengawas juga dikatakan telah menyoroti lambannya penerapan "kebijakan pembelajaran jarak jauh", yang dianggap mengalami kemajuan yang buruk, demikian dilansir Mirror.

Setelah kematian menteri tersebut, komisi baru telah "diatur kembali" di bawah Ri Guk Chol, presiden Universitas Kim Il Sung, tambah laporan itu. Di antara langkah-langkah baru yang akan dilakukan adalah “rencana untuk melakukan panggilan konferensi video secara teratur".

Rezim Kim Jong-un telah beberapa kali dilaporkan melakukan eksekusi.

Tahun lalu dia dilaporkan menjadikan seorang jenderal sebagai “makanan piranha”, sementara lima stafnya dieksekusi oleh regu tembak setelah pertemuan puncak 2019 dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump gagal menghasilkan kesepakatan.

Awal pekan ini, Kim dituduh menciptakan 'sekolah nuklir', yang sepenuhnya berfokus pada pembuatan dan persenjataan rudal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: