Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Selama 1 Dekade, Begini Perubahan Komposisi Ekspor Produk Sawit Indonesia

Selama 1 Dekade, Begini Perubahan Komposisi Ekspor Produk Sawit Indonesia Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia merupakan produsen sekaligus eksportir minyak sawit terbesar di dunia. Data Gapki mencatat, sepanjang tahun 2020, produksi minyak sawit Indonesia tahun 2020 hampir mencapai 51,6 juta ton atau pangsa produksinya mencapai 62 persen dari total produksi minyak sawit dunia.

Dari total produksi tersebut, 65 persen dialokasikan untuk ekspor ke pasar dunia. Selain mendorong ekspor, Pemerintah Indonesia juga makin intensif untuk mendorong perkembangan hilirisasi minyak sawit domestik sejak tahun 2011.

Baca Juga: Business Matching Penuhi Kebutuhan Cangkang Sawit ke Jepang

"Hilirisasi bertujuan agar Indonesia tidak lagi bergantung pada ekspor bahan mentah (CPO) yang memiliki nilai yang lebih rendah, sekaligus juga dapat meningkatkan nilai tambah di dalam negeri dan menciptakan multiplier effect dan manfaat yang lebih besar bagi perekonomian Indonesia," seperti dikutip dari laporan PASPI Monitor.

Secara umum, hilirisasi minyak sawit yang sedang berlangsung di Indonesia saat ini dikelompokkan atas tiga jalur hilirisasi, yakni oleopangan, oleokimia, dan biofuel. Dalam rangka pengembangan hilirisasi minyak sawit, kebijakan penting yang diterapkan Pemerintah Indonesia selama periode 2011–2020 adalah kebijakan pajak ekspor berupa Bea Keluar dan Pungutan Ekspor.

Hal tersebut berimplikasi pada perubahan komposisi ekspor produk sawit Indonesia. Data BPS mencatat, pada tahun 2010, 57 persen ekspor minyak sawit Indonesia dalam bentuk crude, sementara Processed Palm Oil (38 persen) dan produk akhir berbasis sawit atau Palm Oil-based Products sebesar 5 persen.

Perkembangan hilirisasi sawit menyebabkan terjadinya perubahan struktur ekspor produk sawit Indonesia tahun 2020 yang ditunjukkan dengan ekspor produk olahan yang makin mendominasi dengan pangsa 78 persen, sementara pangsa ekspor CPO hanya sebesar 22 persen. Selain itu, hilirisasi juga berimplikasi pada peningkatan nilai ekspor produk sawit dari US$16,3 miliar pada tahun 2010 menjadi US$22,9 miliar pada 2020.

"Nilai ekspor produk sawit juga makin berkualitas karena didominasi oleh produk hilir serta dihasilkan oleh sentra kebun sawit yang tersebar di Indonesia dan berbasis usaha rakyat (petani dan UMKM)," seperti dikutip dari laporan PASPI Monitor.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: