Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat: KLB Moeldoko Ditolak, Waspadai Hoax ala Goebbels NAZI

Pengamat: KLB Moeldoko Ditolak, Waspadai Hoax ala Goebbels NAZI Kredit Foto: Antara/Endi Ahmad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik mengingatkan bahwa meskipun KLB ilegal sudah ditolak pemerintah, aktor-aktornya masih aktif menyebarkan hoaks dan disinformasi, melalui berbagai manuver, untuk kemudian diamplifikasi di media sosial dan diberitakan di media massa. "Kubu Moeldoko tidak mengandalkan akal sehat, hanya bermodalkan nekat dan niat buruk,” ungkap M. Isnaini (13/4), yang meraih gelar Master dalam Strategic Studies dari RSIS, NTU, Singapura. Ia menanggapi gugatan sekelompok orang atas AD/ART Partai Demokrat 2020 di pengadilan negeri Jakarta Pusat.

M. Isnaini lebih lanjut menjelaskan kubu KLB Moeldoko sebenarnya yang sudah kocar-kacir, makin berantakan setelah mundurnya pengacara Razman Nasution SH dari jabatan sebagai Kepala Bidang Advokasi dan Hukum dari pihak KLB Ilegal Moeldoko. Isnaini mengungkapkan Razman, sebagai koordinator tim hukum KLB Moeldoko tidak menduga Menkumham akan menolak hasil KLB ilegal dengan alasan berkas tidak lengkap, sesuai ketentuan pemerintah.

"Saya sudah tanya pengurus inti, ini ada yang tidak lengkap. Tapi dijawab mereka tidak tahu. Idealnya ini dirapatkan oleh pihak-pihak hukum. Jadi saya khawatir di persidangan nantinya saya tidak mampu menyajikan data-data faktual, sama saja saya bunuh diri. Saya juga merasa tidak nyaman dengan Darmizal dan Nazarudin,” kata Razman dalam jumpa pers mendadak (2/4) di Jakarta.

Namun, Isnaini mengingatkan sisa-sisa kubu KLB Moeldoko masih juga berupaya untuk menyebar hoax ala Paul Joseph Goebbels, Menteri Penerangan Publik dan Propaganda Nazi di era Perang Dunia II, yang pertama kali secara sistematis melakukan praktek manipulasi kebohongan dalam dunia modern sebagai salah satu strategi peperangan.

Goebbels menyebarluaskan berita bohong melalui media massa sebanyak dan sesering mungkin. Hal tersebut terus menerus dilakukan hingga kebohongan itu dianggap sebagai suatu kebenaran. Goebbels juga menciptakan praktek komunikasi sesat yang digunakan oleh banyak orang saat ini dengan lebih dahsyat, karena menggunakan platform dunia digital. Tak hanya fenomena post-truth, ada satu fenomena lain yang sekarang ini berkembang, yang kita kenal dengan fenomena half-truth. Half-truth adalah kebenaran atau fakta yang disampaikan hanya sebagian.

“Kita perlu lawan Hoax itu untuk menyehatkan jiwa masyarakat agar tidak mudah ditipu seperti para penjahat menipu masyarakat dalam kasus asuransi Jiwasraya yang berpotensi merugikan negara triliunan rupiah,” kata Isnaini. Dalam pusaran kasus Jiwasraya, salah satu terpidananya adalah Hary Prasetyo yang pernah membantu Moeldoko sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden. Meskipun Moeldoko mengaku tidak terlibat dalam kasus Jiwasraya, tetapi keterlibatan Hary Prasetyo menimbulkan banyak tanya hingga kini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: