Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sigit Tanoko, Sukses Investasi Bitcoin Hingga Peer to Peer Landing

Sigit Tanoko, Sukses Investasi Bitcoin Hingga Peer to Peer Landing Kredit Foto: Istimewa

Menurutnya, dengan menggunakan metode Dollar Cost Averaging, ia mulai menginvestasikan dananya pada Bitcoin. Ia berusaha mengalokasikan dananya dengan jumlah tertentu setiap bulannya untuk membeli Bitcoin. Lalu, ketika Indikator RSI dan Moving Average 200-Weekly menunjukkan nilai yang rendah ia justru membeli dengan jumlah yang banyak. 

Dari cara tersebut, Sigit Tanoko berhasil menyiapkan dana sebesar Rp300.000.000 lebih. Namun, Sigit memilih untuk membagi dana tersebut dengan membeli sebuah mobil dan juga menyisihkan dana lain untuk kembali diinvestasikan. "Tentunya, investasi tersebut tidak hanya berpusat pada Bitcoin, tetapi juga pada altcoin lain seperti Ether," jelas dia.

Selain itu, Sigit Tanoko juga melakukan transaksi peer-to-peer (P2P) agar keuntungan yang didapatkan semakin besar. Dengan melakukan transaksi ini, ia berhasil mengambil keuntungan sebesar 15% darinya. Trik ini dilakukan dengan mengambil jeda harga Bitcoin di luar negeri dan di Indonesia. 

Biasanya ia melakukan ini ketika harga Bitcoin di Indonesia terbilang cukup mahal ketimbang luar negeri, dengan platform P2P yang memberikan akses tidak hanya dalam negeri, ia berhasil mendapatkan Bitcoin dengan harga lebih murah ataupun menjual dengan harga lebih mahal di pasaran. Atas keberhasilannya, pemilik akun YouTube Sigit Tanoko ini  juga merilis buku terkait Bitcoin berjudul “Bitcoin 101”.

Menurut Sigit, modal yang dibutuhkan untuk melakukan investasi Bitcoin adalah 10 Bitcoin dan membutuhkan waktu trading bitcoin sekitar 3 sampai 6 bulan lamanya untuk dapat membeli mobil Wuling Almaz miliknya. Sigit melakukan withdraw untuk mencairkan Bitcoin menjadi rupiah, melalui platform exchange lokal.

Dari kiat-kiat dan tips yang diberikan oleh Sigit, dia menjelaskan bahwa sebelum berinvestasi atau melakukan trading Bitcoin, trader harus paham betul apa itu Bitcoin. 

"Maraknya penipuan Bitcoin dikarenakan banyak orang belum mengerti betul apa itu Bitcoin dan asal membeli Bitcoin di beberapa exchange yang kurang terpercaya. Selain itu, bagi para pemula banyak kesalahpahaman, mereka kira harus membeli 1 bitcoin, padahal bisa mulai dari 20 ribu rupiah," jelasnya lagi.

Sigit menjelaskan, ketika sedang melakukan trading, trader harus sabar dan sesuai dengan rencana trading yang sudah ditetapkan. Harga Bitcoin atau mata uang crypto lainnya memang fluktuatif yang membuat para trader harus sabar dalam rentang waktu yang tak menentu ketika hendak menjual kembali Bitcoin dengan harga tinggi.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: