Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Innalillahi! Jalan-jalan di Myanmar Seketika Jadi Merah, Rupanya Demonstran...

Innalillahi! Jalan-jalan di Myanmar Seketika Jadi Merah, Rupanya Demonstran... Kredit Foto: AFP
Warta Ekonomi, Yangon -

Pengunjuk rasa anti-kudeta di Myanmar mengoleskan cat merah di jalan-jalan kota, Rabu (14/4) waktu setempat. Aksi baru ini melambangkan darah yang tumpah pada lebih dari 700 pendemo yang gugur dalam tindakan keras militer yang brutal.

Pekan ini adalah festival Tahun Baru Myanmar di Thingyan, namun perayaan hari libur biasa seperti pertarungan air publik dibatalkan. Sebaliknya, pengunjuk rasa telah menggunakan Thingyan sebagai tempat berkumpul, karena halte bus dan trotoar disemprot merah di kota-kota besar dan kecil di seluruh negeri.

Baca Juga: Jangan Sampai, Ngeri Banget! PBB Sebut Tanda-tanda Myanmar Mirip Konflik Suriah Jika...

"Tujuan dari pemogokan berdarah adalah untuk mengenang para martir yang tewas dalam perjuangan untuk demokrasi," kata seorang peserta protes dari Yangon seperti dilansir laman Channel News Asia, Rabu.

"Kita seharusnya tidak bahagia selama waktu festival ini. Kita harus merasakan kesedihan bagi para martir yang berdarah dan kita harus terus berjuang dalam pertempuran ini dengan cara apapun yang kita bisa," ujarnya.

Di Mandalay, cat merah juga terpampang di jalan-jalan di tengah tanda-tanda bertuliskan: "Berharap kediktatoran militer kita gagal", "gulingkan era ketakutan" dan "darah tidak mengering di jalanan".

Para pengunjuk rasa mengecat trotoar dengan warna merah di pinggiran kota Yangon dan meninggalkan catatan yang berbunyi: "PBB yang terhormat, Apa kabar? Saya harap Anda baik-baik saja. Sedangkan untuk Myanmar, kami sedang sekarat."

Kepala hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan pada bahwa Myanmar bisa berputar ke arah konflik seperti di Suriah. Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet mendesak negara-negara untuk segera mengambil tindakan untuk mendorong militer Myanmar menghentikan penindasan dan pembantaian rakyatnya.

"Saya khawatir situasi di Myanmar sedang menuju konflik besar-besaran," kata Bachelet dalam sebuah pernyataan. "Ada gema yang jelas tentang Suriah pada 2011," dia memperingatkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: