Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pernah Bertanya Mengapa Bangsawan Punya Umur Panjang? Ini Jawaban Ilmiah dari Seorang Profesor

Pernah Bertanya Mengapa Bangsawan Punya Umur Panjang? Ini Jawaban Ilmiah dari Seorang Profesor Kredit Foto: AFP
Warta Ekonomi, London -

Pekan lalu, kabar duka mengenai berpulangnya Pangeran Philip dari Inggris menjadi sorotan dunia. Suami dari Ratu Elizabeth II itu mangkat dalam usia 99 tahun 10 bulan pada 9 April 2021.

Kabar duka di Inggris sebelum kepergian Philip adalah wafatnya ibu suri pada 2002. Mendiang Ratu Elizabeth (mertua Philip) meninggal dunia pada usia 101 tahun. Mencapai usia lanjut agaknya bukan hal aneh di antara bangsawan.

Baca Juga: Penduduk Desa di Negara Pasifik Ini Anggap Pangeran Philip Dewa, Begini Alasannya

Profesor dari University of Illinois di Chicago, Amerika Serikat, S Jay Olshansky, membuat analisis mengenai usia rata-rata bangsawan. Dia berpendapat, mereka rata-rata hidup 30 tahun lebih lama dibanding orang awam.

Ilmuwan itu mencermati durasi hidup enam pemimpin Inggris terakhir, bersama dengan umur panjang pasangan dan anak-anak mereka. Semua yang dia soroti terdapat total 27 bangsawan.

Profesor epidemiologi dan biostatistik itu sebelumnya juga mengamati fenomena yang sama persis di antara para presiden AS. Rata-rata pemimpin itu cenderung hidup puluhan tahun lebih lama daripada populasi umum.

Olshansky membeberkan, penguasa Inggris sejak Ratu Victoria dan seterusnya hidup rata-rata 75 tahun. Umur panjang ini terus meningkat, dibuktikan dengan Ratu Elizabeth II yang saat ini berusia 95 tahun dan masih hidup.

Pasangan dari para ratu itu rata-rata mencapai usia 83,5 tahun. Jika tidak memperhitungkan suami Victoria, Pangeran Albert, yang meninggal pada 1861 karena dugaan demam tifoid dalam usia 42 tahun, usia rata-ratanya adalah 91,7 tahun.

"Durasi hidup rata-rata populasi Inggris selama tahun-tahun periode kelahiran para penguasa ini hanya 46 tahun, menurut angka dari Human Mortality Database," kata Olshansky, dikutip dari laman Lifehacker, Kamis (15/4/2021).

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: