Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bicara Reshuffle Kabinet Jokowi, Fadjroel Rachman Nggak Seberani Ngabalin: Main Aman Aja!

Bicara Reshuffle Kabinet Jokowi, Fadjroel Rachman Nggak Seberani Ngabalin: Main Aman Aja! Kredit Foto: Instagram Fadjroel Rachman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman, ikutan ngomong soal reshuffle. Namun, omongannya kebanyakan normatif, tak selantang Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin yang sampai menyebut waktu. Fadjroel memilih main aman.

Pernyataan Fadjroel disampaikan saat live Instagram melalui akun pribadinya @fadjroelrachman, Jumat (16/4). Acara dipandu oleh seorang wanita. Baca Juga: Ngomong-Ngomong Soal Reshuffle, Muhammadiyah: Siap Sih, Tapi Gak Akan.... Presiden Jokowi

Setelah membuka acara, sang moderator langsung melemparkan pertanyaan dari warganet buat Fadjroel. Pertanyaan pertama soal kabar reshuffle

“Apakah benar akan ada reshuffle? Siapa menteri yang akan diganti?” Moderator membacakan pertanyaan warganet. Baca Juga: Bisakah Moeldoko Lolos dari Congkelan Reshuffle? Nih Bocoran Kisi-kisinya

Fadjroel pun langsung menjawabnya. Menurutnya, pemilihan menteri di Kabinet Indonesia Maju Jilid 2 merupakan hak prerogratif Presiden Jokowi. Namun, dia memastikan, Jokowi akan memilih putra-putri terbaik untuk dijadikan sebagai menterinya.

Siapa pun warga negara Indonesia, kata Fadjroel, memiliki hak yang sama menjadi pembantu Presiden. “Jadi teleponnya jangan ditutup. Siapa tahu dipanggil Pak Jokowi,” canda Fadjroel.

Soal siapa dan kapan reshuffle dilakukan? Fadjroel tak mau menjawab. Dia mengaku, tak boleh mendahului Presiden untuk menyampaikan apapun soal perombakan kabinet.

“Saya ini staf khsusus presiden bidang komunikasi. Sebagai staf khsusus, tentu tidak boleh mendahului Presiden Jokowi untuk menyampaikan siapa dan kapan akan ada perombakan Kabinet Indonesia Maju,” katanya.

Namun begitu, lanjut Fadjroel, reshuffle akan dilakukan. Sebab, usulan Jokowi soal perubahan nomenklatur kementerian telah disetujui DPR. Sejumlah usulan itu adalah, pembentukan kementerian baru. Namanya; Kementerian Investasi.

Kemudian, peleburan Kementerian Riset dan Teknologi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Sementara BRIN akan menjadi badan sendiri.

Namun begitu, dia tidak mengetahui kapan presiden akan mengisi posisi-posisi kementerian ini. “Yang tahu hanya Presiden Jokowi dan Allah SWT,” kilahnya.

Video Fadjroel itu ditonton 1.853 orang. Video tersebut juga dikomentari 18 orang.

Berbeda dengan Fadjroel. Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin sudah koar-koar soal reshuffle kabinet. “Menurut Bang Ali, ya pekan-pekan ini. Keyakinanku, ya pekan ini. Gitu,” kata Ngabalin.

Keyakinan Ngabalin bukan tanpa dasar. Ia paham betul, Jokowi selalu cepat dan tepat dalam mengambil keputusan. Sepengetahuannya, Jokowi tidak pernah tergantung kepada siapapun. Sehingga tidak ragu-ragu.

“Bang Ali kan bukan baru sehari dua hari di Istana. Kita di sini kan selalu mengikuti perkembangan langkah dan apa-apa yang beliau lakukan. Ya tidak mau juga lambat-lambat. Insya Allah, selalu tepat dan cepat,” lanjutnya.

Bagaimana tanggapan parpol koalisi? Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani mengingatkan, orang-orang yang berada di lingkaran dekat Presiden agar tidak mendramatisasi wacana reshuffle kabinet yang mencuat belakangan ini. Menurutnya, perombakan kabinet merupakan hal yang wajar.

“Jangan kemudian dijadikan spekulasi, termasuk katakanlah (orang-orang) yang ada di lingkaran Istana. Jangan kemudian seolah-olah peristiwa reshuffle itu didramatisasi,” kata Arsul.

Dia mengingatkan, perombakan kabinet itu merupakan hak prerogatif presiden. Karena itu, dia meyakini belum ada pihak lain yang mengetahui siapa yang akan diganti atau akan mengganti posisi pucuk pimpinan kementerian tertentu.

Sementara itu, Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing menilai, hal tersebut sebaiknya menjadi momentum melakukan evaluasi kepada seluruh jabatan pemerintah di bawah Presiden.

Menurutnya, ada empat hal utama yang perlu dievaluasi, yaitu kinerja, kemampuan manajemen pengawasan mencegah penyimpangan, akseptabilitas publik, dan dukungan politik di Senayan. Setiap variabel memiliki skor 25 persen.

“Pejabat yang mendapat total skor 80 ke atas sebaiknya tetap menduduki jabatan publik tersebut. Sebaliknya, pejabat yang mendapat skor di bawah 80, sangat wajar di-reshuffle atau paling tidak direposisi,” kata Emrus saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menanggapi, belum diumumkannya reshuffle kabinet oleh Jokowi hingga Jumat lalu. Pangi menduga alasannya lantaran isu reshuffle sudah terlanjur gaduh.

Pangi menilai, Jokowi tak menyukai ramainya isu reshuffle. Ini disebabkan Ngabalin menyebut reshuffle akan dilakukan pada pekan ini.

“Nanti mungkin sudah tenang, situasi tidak bising lagi bahas reshuffle baru ada kejutan, Presiden kan begitu modelnya,” kata Pangi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: