Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mendukung Anti Palm Oil Berarti Mendukung Deforestasi Dunia

Mendukung Anti Palm Oil Berarti Mendukung Deforestasi Dunia Kredit Foto: BBC
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setidaknya dalam dua dekade terakhir, kampanye negatif berupa labelisasi no palm oil yang dimotori oleh NGO secara masif terus dilakukan di berbagai negara. Sejumlah isu terkait aspek lingkungan, sosial, ekonomi, dan kesehatan dijadikan sebagai bahan tuduhan terhadap kelapa sawit.

“Kampanye sistematis dan masif yang dilakukan oleh NGO anti sawit untuk menghentikan konsumsi dan produksi minyak sawit tersebut memiliki argumen yang bertujuan agar deforestasi dunia berhenti,” seperti dilansir dari laporan PASPI Monitor.

Baca Juga: Sinyal Positif Banyak Pihak untuk Kelapa Sawit

Lantas pertanyannya, apa yang akan terjadi jika masyarakat dunia mendukung NGO untuk no palm oil atau kampanye lainnya yang bertujuan untuk menghentikan konsumsi minyak sawit? Benarkah deforestasi dunia akan berhenti jika konsumsi minyak sawit juga dihentikan?

1. Pertumbuhan Luas Areal

Menurut data USDA (2021) dan Oil World (2020), pertumbuhan luas areal keempat tanaman minyak nabati utama dunia cukup signifikan dalam 2 dekade terakhir. Selama periode tahun 2000-2020, luas area tanaman kedelai meningkat dari 75,5 juta hektar menjadi 127 juta hektar. Pada periode yang sama, luas tanaman rapeseed juga mengalami peningkatan dari 24,7 juta hektar menjadi 35,5 juta hektar. Peningkatan luas area tanaman bunga matahari yakni dari 19,7 juta hektar menjadi 27,6 juta hektar. Sementara itu, luas area perkebunan kelapa sawit hanya meningkat dari 10 juta hektar menjadi 24 juta hektar.

2. Tingkat Produktivitas

Produktivitas minyak sawit mencapai 4,3 ton per hektar. Sementara produktivitas rapeseed, minyak biji bunga matahari dan minyak kedelai berturut-turut hanya 0,7 ton per hektar; 0,52 ton per hektar; dan 0,45 ton per hektar. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas kelapa sawit hampir 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan produktivitas tanaman kedelai, lebih 8 kali lipat lebih tinggi dari produktivitas tanaman bunga matahari dan lebih 6 kali lipat lebih tinggi dari produktivitas tanaman rapeseed.

3. Skenario Deforestasi Dunia

Data USDA mencatat, pada tahun 2020, volume produksi minyak sawit mencapai 83,5 juta ton. Jika no palm oil diberlakukan, maka perlu dicari sumber minyak nabati lain untuk mengganti 83,5 juta ton minyak sawit tersebut. Mengutip laporan PASPI Monitor, diasumsikan volume minyak sawit sebesar 83,5 juta ton, diganti secara proporsional dari 54 persen minyak kedelai, 25 persen dari minyak rapeseed, dan 21 persen dari minyak biji bunga matahari. Jika sebanyak 54 persen minyak sawit digantikan oleh minyak kedelai, maka tambahan luas areal kedelai dunia yang diperlukan yakni seluas 112 juta hektar.

Sementara itu, jika sebanyak 25 persen minyak sawit digantikan oleh minyak rapeseed, maka tambahan lahan yang diperlukan yakni sekitar 30 juta hektar. Sedangkan, jika sebanyak 21 persen minyak sawit digantikan oleh minyak bunga matahari, maka tambahan luas areal yang diperlukan sekitar 25 juta hektar.

“Artinya penggantiaan minyak sawit akan memicu meningkatnya luas areal tanaman ketiga minyak nabati tersebut sehingga menyebabkan semakin luasnya deforestasi dunia,” seperti dikutip dari laporan PASPI Monitor. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: