Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lewat Serangan Udara, Bom-bom Militer Rusia Sukses Bantai 200 Militan Teroris

Lewat Serangan Udara, Bom-bom Militer Rusia Sukses Bantai 200 Militan Teroris Kredit Foto: Reuters/Omar Sanadiki
Warta Ekonomi, Damaskus -

Pasukan Rusia membantai sekitar 200 militan di Suriah dengan menjatuhkan bom-bom dari udara ke markas-markas kelompok teroris di timur laut Palmyra, hari Senin.

"Setelah mengonfirmasi data melalui berbagai saluran di lokasi fasilitas teroris, pesawat Angkatan Udara Rusia melakukan serangan udara," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Gak Lama Lagi, Suriah Segera Gelar Pemilu Presiden Bulan Mei Mendatang

"Mereka melenyapkan dua tempat persembunyian dan hingga 200 militan," lanjut pernyataan tersebut yang dilansir AFP, Selasa (20/4/2021).

Menurut militer Moskow, kelompok militan membangun pangkalan-pangkalan yang disamarkan di timur laut Palmyra, di mana fasilitas-fasilitas tersebut dibangun untuk serangan teroris dan pembuatan alat peledak.

Wakil Kepala Pusat Rusia untuk Rekonsiliasi Suriah, Laksamana Muda Alexander Karpov, mengonfirmasi serangan militer hari Senin. Menurutnya, pesawat-pesawat Angkatan Udara Rusia telah mencapai target-target mereka.

Selama konferensi pers kemarin, dia mencatat bahwa pasukan Rusia menerima informasi bahwa kelompok militan mendirikan pangkalan yang disamarkan di timur laut Palmyra, di mana kelompok-kelompok militan dibentuk untuk melakukan serangan teroris di berbagai wilayah negara itu. "Serta untuk pembuatan peledak improvisasi," paparnya.

Setelah lokasi objek-objek itu dikonfirmasi, serangan udara diluncurkan oleh Pasukan Dirgantara Rusia.

"Akibatnya...dua tempat penampungan, hingga 200 militan, 24 truk pickup dengan senapan mesin berat, serta sekitar 500 kilogram amunisi dan komponen untuk membuat alat peledak rakitan hancur," kata Karpov yang dilansir Sputniknews.

"Kelompok bersenjata ilegal telah merencanakan serangan teroris dan penyerangan terhadap badan-badan pemerintah di kota-kota besar untuk mengguncang situasi di negara itu menjelang pemilihan presiden, yang dijadwalkan pada 26 Mei," paparnya.

Menurutnya, para teroris dilatih di kamp pelatihan para militan, yang terletak di wilayah yang tidak dikuasai oleh otoritas Suriah, termasuk di zona At-Tanf yang dikendalikan oleh angkatan bersenjata Amerika Serikat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: