Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kiai Hasyim Gak Masuk Buku Kamus Sejarah, NU Protes Keras ke Nadiem: Kami Tersinggung & Kecewa

Kiai Hasyim Gak Masuk Buku Kamus Sejarah, NU Protes Keras ke Nadiem: Kami Tersinggung & Kecewa Kredit Foto: Instagram Nadiem Makarim

NU Circle pun berencana melayangkan surat protes resmi kepada Kemendikbud yang dinilainya sangat tidak profesional. "Hampir semua produk dan kebijakan Mendikbud saat ini bermasalah dan membuat kegaduhan. Ini catatan penting buat mengevaluasi kinerjanya," pungkasnya.

Sebagai informasi, Kamus Sejarah Indonesia terdiri atas dua jilid. Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II Nation Building (1951-1998). Dilihat dalam soft copy yang beredar, pada sampul Jilid I terpampang foto Hadhratussyekh Hasyim Asy’ari. Namun, pendiri NU itu justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.

Dalam kamus tersebut, nama Gubernur Belanda HJ Van Mook justru masuk. Diceritakan Van Mook lahir di Semarang 30 Mei 1894 dan meninggal di L’llla de Sorga, Perancis 10 Mei 1965. Tentara dan intelijen Jepang Harada Kumaichi juga dimasukkan dalam kamus setebal 339 halaman itu.

Baca Juga: Nama Pendiri NU Lenyap di Kamus Sejarah Kemendikbud, Dirjen Fay: Naskah itu Tak Pernah Kami Cetak

Tokoh lain yang justru ditemukan adalah tokoh komunis pertama di Asia Henk Sneevliet di halaman 87. Sneevliet adalah pendiri Indische Social-Democratische Vereniging (ISDV), organisasi kiri yang menjadi partai komunis pertama di Asia.

Selain itu, ada pula profil Darsono atau Raden Darsono Notosudirjo yang ditemukan pada halaman 51. Ia adalah tokoh Sarekat Islam (SI) yang pernah menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Indonesia 1920-1925. Ada juga nama Semaoen, ditemukan di halaman 262. Semaoen menjabat Ketua Partai Komunis Indonesia yang semula bernama ISDV. Ia juga dikenal sebagai aktivis komunis dan pimpinan aksi PKI 1926.

Selanjutnya profil Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit yang juga pernah menjabat sebagai ketua Partai Komunis Indonesia. Profil DN Aidit ditemukan pada Kamus Sejarah Indonesia halaman 58. DN Aidit membawa PKI sebagai partai terbesar keempat di Indonesia pada Pemilu 1955 dan partai komunis ketiga terbesar di dunia setelah Rusia dan China.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: