Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasib Oh Nasib, Penjualan dan Untung Perusahaan Milik Konglomerat Harry Sanusi Turun Ratusan Miliar

Nasib Oh Nasib, Penjualan dan Untung Perusahaan Milik Konglomerat Harry Sanusi Turun Ratusan Miliar Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penjualan perusahaan milik konglomerat Harry Sanusi, PT Kino Indonesia Tbk (KINO) menyusut senilai Rp654 miliar di tahun 2020. Pada atahun 2019, penjualan perusahaan pemilik larutan cap kaki tiga ini sebesar Rp4,67 triliun, namun di tahun 2020 turun menjadi Rp4,02 triliun.

Penjualan terbesar perusahaan ddihasilkan dari segmen bisnis perawatan tubuh yang mencapai sebesar Rp 2,04 triliun, segmen minuman mencatat penjualan sebesar Rp 1,52 triliun, segmen makanan sebesar Rp 414 miliar, segmen farmasi sebesar Rp 32,29 miliar, serta segmen makanan hewan sebesar Rp 11,04 miliar.

Baca Juga: Konglomerat Mah Bebas! Harry Sanusi Beli Ratusan Ribu Saham Perusahaan Pemilik Cap Kaki Tiga

Meski begitu, pada tahun 2020 perseroan berhasil menekan beban pokok penjualan berhasil menjadi sebesar Rp2,09 triliun. Sayangnya, laba kotor tetap saja alami penurunan menjadi sebesar Rp1,92, dibanding tahun 2019 sebesar Rp2,19 triliun. Selain itu, beban umum dan administrasi perusahaan juga melonjak menjadi sebesar Rp496,78 miliar, ditambah beban bunga ikut meningkat menjadi sebesar Rp137,9 miliar di sepanjang tahun 2020.

Baca Juga: Untung Produsen Bir Ini Melayang Rp920 Miliar, Tapi Masih Bisa Bagi-bagi Rezeki ke Pemegang Saham

Alhasil, laba bersih KINO pada tahun 2020, merosot menjadi sebesar Rp113,69 miliar dari akhir tahun 2019, yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp520,44 miliar. Adapun laba per saham dasar ikut turun menjadi senilai Rp80, dari laba per saham pada tahun sebelumnya senilai Rp364.

Addapun, total aset perseroan tercatat tumbuh menjadi sebesar Rp5,255 triliun, dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp4,695 triliun. Kemudian, arus kas diperoleh dari aktivitas operasi tercatat minus Rp71,182 miliar, dibanding akhir tahun 2019, yang berhasil mencatat sebesar Rp17,379 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: