Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jaga Ketahanan Pangan, Masyarakat Diminta Biasakan Konsumsi Daging Beku

Jaga Ketahanan Pangan, Masyarakat Diminta Biasakan Konsumsi Daging Beku Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Pertama, kandungan nutrisi di daging beku dapat terjaga dalam waktu yang lama. Sementara daging segar cepat hilang. Kedua, daging segar dinilainya cepat membusuk. Adapun daging beku memiliki mutu seragam, sehingga daging berada dalam kondisi baik dan segar dalam jangka waktu yang lama. 

"Soal umur simpan, daging segar itu sangat singkat, harian. Kalau daging beku bisa berbulan-bulan, bahkan tahunan, tergantung suhu dan penanganannya. Hal yang tak kalah penting, mutu daging beku itu terjamin. Termasuk soal aspek halalnya," sebut Suharini.

Direktur Utama PT Berdikari (Persero) Harry Warganegara, mengatakan, konsumsi daging di Indonesia cukup tinggi. Namun, hal itu tidak sejalan dengan pasokan. 

Berdasarkan data dari kementerian terkait, kata dia, kebutuhan daging pada 2020 mencapai 717.150 ton. Adapun produksi dalam negeri hanya mencapai 422.533 ton.

Harry mengatakan, realisasi impor daging beku pada 2020 mencapai 387.506 ton. Jumlah itu terdiri atas daging kerbau beku sebanyak 81.618 ton dan daging sapi beku sebanyak 189.698 ton. "Untuk daging kerbau, berdikari mendatangkan 24 ribu ton. Sedangkan daging sapi beku sebanyak 1.825 ton," kata Harry. 

Soal kualitas, Harry pun menyebut kualitas daging sapi tidak perlu diragukan. Kehalalannya juga terjamin. "Daging beku pasti memiliki kualitas yang baik karena dipotong di RPH modern, sanitasinya bagus, dan ada sertifikasi," ujar dia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: