Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Merasakan Suasana Mencekam Saat Ramadan di Myanmar, Begini Kisahnya...

Merasakan Suasana Mencekam Saat Ramadan di Myanmar, Begini Kisahnya... Kredit Foto: Reuters/Stringer

Tambah suram bila militer mendapat kekuasaan lebih

Ronan Lee, seorang pengamat dari International State Crime Initiative - komunitas yang meneliti dokumen kejahatan negara - mengatakan kondisi Muslim di Myanmar khususnya warga Rohingya akan "tetap suram."

Lee mengatakan kondisi Muslim Rohingya akan semakin parah bila junta mendapatkan kekuasaan lebih.

Ia mengatakan, seperti dikutip South China Morning Post, mereka "sangat rentan atas penyiksaan lebih lanjut oleh militer."

Lee, yang juga penulis buku Myanmar's Rohingya Genocide: Identity, History and Hate Speech, mengatakan sering matinya internet dan penahanan para wartawan juga membuat kondisi lebih sulit untuk mengangkat nasib warga Rohingya.

Nasir Zakaria, direktur eksekutif Rohingya Culture Centre yang berkantor di Chicago, Amerika Serikat, memperingatkan bahwa warga Muslim Rohingya berada "di ambang bahaya besar."

"Tidak ada cara untuk melindungi mereka. Militer sangat kuat. Orang Rohingya bisa ditahan, dibunuh, diculik dan diperkosa," kata Nasir.

Sementara Ronan Lee mengatakan kekejaman yang dihadapi warga sipil Rohingya pada 2017 termasuk pembunuhan, penahanan, perkosaan dan mereka sama sekali tak berdaya menghadapi tentara dengan senjata lengkap.

Lee mengatakan sekitar 140.000 warga Rohingya dikumpulkan di kamp konsentrasi di negara bagian Rakhine, tempat mereka dipaksa tinggal sejak 2012.

Ia mengatakan mereka yang berada di luar kamp menjalani apa yang ia sebut "sistem aparteid" dengan pembatasan bergerak termasuk ke desa-desa sekitarnya, akses pendidikan, kesehatan dan bekerja juga terbatas.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: