Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sedih Banget! Didera Sentimen Negatif, Kekayaan Bos Startup Asal China Ini Tergerus Hampir Habis!

Sedih Banget! Didera Sentimen Negatif, Kekayaan Bos Startup Asal China Ini Tergerus Hampir Habis! Kredit Foto: Unsplash/Nik Shuliahin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pendiri perusahaan startup tutor belajar asal China, Larry Chen mengakui bahwa pada empat bulan pertama tahun 2021 kekayaannya tergerus lantaran banyak masalah yang harus dihadapi. Perusahaannya, GSX, mengalami saham yang anjlok hingga turun lebih dari 80 persen.

Pria yang memulai karir sebagai guru ini kekayaannya ikut tergerus dari USD13 miliar (Rp187 triliun) kini hanya tinggal USD3 miliar (Rp43 triliun). Dilansir dari Bloomberg di Jakarta, Kamis (29/4/21) kekayaannya berkurang USD10 miliar atau sekitar Rp145 triliun atau lebih dari 75% total kekayaan sebelumnya.

Penyebab anjloknya saham GSX disebabkan oleh berbagai faktor, namun belakangan diketahui saham GSX juga dalam cengkeraman yang kuat perusahaan investasi Archegos Capital Management milik Bill Hwang yang bermasalah.

Baca Juga: Kisah Sukses Startup: Grab, dari Proyek Kuliah Hingga Jadi Bisnis Bernilai Miliaran Dolar

Saham perusahaannya juga dikelilingi investor short selling, salah satunya Carson Block. Namun, beberapa investor kecewa sejak September 2020. Hal ini karena GSX mengumumkan komisi sekuritas dan bursa AS (SEC) sedang menyelidiki laporan pendapatan mereka pada kuartal dua.

Lalu, Credit Suisse Group AG yang membantu IPO menurunkan peringkat saham, dengan alasan meningkatnya persaingan dan kesalahan yang dibuat selama promosi musim panas. Dan pada bulan November, GSX mengumumkan pendapatan penjualan yang mengecewakan.

Tak sampai disitu, Grizzly Research baru-baru ini juga mengeluarkan laporan yang mempertanyakan jumlah dan kualifikasi guru yang bekerja sebagai tutor belajar di GSX. Ditambah, regulator pasar Beijing mendenda GSX dan tiga penyedia tutor belajar online lainnya karena pelanggaran harga atau monopoli pelanggan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: