Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Buang American First Milik Trump, Apakah Biden Tepati Janji Multilateralisme dalam 100 Hari?

Buang American First Milik Trump, Apakah Biden Tepati Janji Multilateralisme dalam 100 Hari? Kredit Foto: Getty Image/AFP
Warta Ekonomi, Washington -

Begitu menjabat, Presiden AS Joe Biden berjanji kembali pada multilateralisme kebijakan luar negeri AS, atau suatu pergeseran dari doktrin "America First" di bawah Presiden Donald Trump.

Minggu lalu, dunia menyaksikan perubahan kebijakan luar negeri yang dramatis antara presiden yang menarik Amerika Serikat keluar dari komitmen Paris Climate Accord dan presiden yang menjadi tuan rumah KTT iklim secara virtual yang diikuti 40 pemimpin dunia. Itu menunjukkan penegasan kepemimpinan global AS untuk memperlambat perubahan iklim.

Baca Juga: Kata Rakyat Amerika di 100 Hari Kepemimpinan Joe Biden: Kangkangi Trump, Ada 55% Lebih Puas

Pada KTT itu, Biden mengumumkan rencana pemangkasan setengah dari total emisi gas rumah kaca AS pada tahun 2030 dibandingkan angka pada tahun 2005. Ia mengarahkan para pemimpin untuk menyatakan target ambisius masing-masing menjelang Konferensi PBB tentang iklim akhir tahun ini di Glasgow, Inggris.

AS juga menggandakan pembiayaan publik tahunan terkait iklim untuk membantu negara-negara berkembang sampai tahun 2024, memperbarui janji sejumlah negara maju yang hingga kini belum terpenuhi, untuk meningkatkan pembiayaan iklim menjadi sedikitnya $100 miliar per tahun pada tahun 2020.

Di bawah Biden, AS menghidupkan kembali upaya pengendalian senjata, bagian dari rencana presiden untuk mengurangi senjata nuklir dalam kebijakan pertahanan AS termasuk memperpanjang perjanjian New START dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pemerintah AS kembali ke negosiasi nuklir dengan Iran secara tidak langsung, berbeda dari kebijakan Trump yang menarik AS keluar pada 2018 dari Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA). Ditandatangani oleh Iran dan beberapa kekuatan dunia, JCPOA menempatkan sejumlah pembatasan pada program nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi-sanksi.

Mengenai Korea Utara, Biden memperkuat aliansi dengan Jepang dan Korea Selatan untuk menahan pengaruh Pyongyang. Ia tidak mendekati Kim Jong Un secara pribadi, seperti dilakukan Trump.

Fasilitas pengayaan nuklir Iran, pusat riset nuklir Natanz, sekitar 300 km dari ibu kota Iran, Teheran, 4 November 2019. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: