Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tumbuh 6%, Indonesia Butuh Investasi Hampir Rp6.000 Triliun

Tumbuh 6%, Indonesia Butuh Investasi Hampir Rp6.000 Triliun Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan pada 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,4% hingga 6%. Target itu tertuang di dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022.

Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengatakan bahwa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut, Indonesia membutuhkan nilai investasi sebesar Rp5.891,4 triliun hingga Rp5.931,8 triliun. Dia mengatakan, investasi tersebut dapat berasal dari investasi pemerintah dan nonpemerintah, tetapi dengan porsi terbesar tetap dari swasta yang mencapai 83%.

Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Beri Selamat ke Menteri Investasi, Ini Katanya

"Sekitar 83% kebutuhan investasi nasional diharapkan dikontribusikan investasi swasta," tegasnya.

Suharso menegaskan, tahun 2022 akan menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional setelah pada 2020 terkoreksi. "Diperkirakan akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terjadi di tahun 2022. Hal ini sejalan dengan arah RKP 2022 yang menargetkan bahwa tahun tersebut merupakan tahun kunci bagi Indonesia untuk pulih dan bangkit," tambahnya.

Soal investasi, Presiden Joko Widodo telah pada Rabu (28/4) lalu telah melantik Bahlil Lahadalia sebegai Menteri Investasi. Pelantikan Bahlil menandai perubahan nomenklatur Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjadi Kementrian Investasi.

Bahlil mengatakan, ada target internal dan eksternal yang harus ia capai dalam 100 hari pertama masa jabatannya. Target internal kata dia adalah konsolidasi organisasi, pengembangan Online Single Submission (OSS), dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia.

Adapun target eksternal adalah realisasi investasi Rp900 triliun serta kembali melobi calon investor besar seperti Tesla. "Akan ada dua hingga tiga investor baru. Saya akan sampaikan pada waktunya," kata Bahlil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: