Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasib Petinggi KAMI: Heboh Diborgolnya, Minimalis Vonisnya

Nasib Petinggi KAMI: Heboh Diborgolnya, Minimalis Vonisnya Kredit Foto: Dok. Tokoh KAMI
Warta Ekonomi -

Perjalanan kasus penyebaran berita bohong yang melilit pentolan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Syahganda Nainggolan berakhir nggak seheboh saat awal-awal pemborgolannya, Oktober 2020. Kemarin, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Depok “hanya” memvonis Syahganda dengan hukuman 10 bulan penjara.

Sidang putusan untuk Syahganda ini digelar secara teleconference. Hakim, jaksa, dan kuasa hukum hadir di ruang sidang. Sedangkan Syahganda mengikuti persidangan dari Rutan Mabes Polri.

Ketua Majelis Hakim Ramon Wahyudi menyebut, Syahganda terbukti telah menyebarkan berita bohong hingga menimbulkan keonaran yang berujung kericuhan dalam demo menolak Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja. Hakim menyebut, kabar yang disebarkan Syahganda itu tidak pasti, atau berlebihan, tidak lengkap.

Baca Juga: Munarman Eks FPI Dibui, Abu Janda Nyeletuk: Kami Bisa Tidur Nyenyak

Syahganda dinyatakan melanggar Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana. Berita bohong hingga menimbulkan kericuhan itu disebarkan Syahganda melalui media sosial. "Menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan pidana penjara selama 10 bulan," kata Ramon.

Vonis itu jauh berbeda dengan tuntutan jaksa. Dalam tuntutannya, jaksa meminta hakim menghukum Syahganda enam tahun penjara.

Vonis ini juga seperti tidak menggambarkan proses penangkapan Syahganda bersama enam aktivis KAMI lainnya pada Oktober 2020, yang sangat heboh. Saat itu, setelah ditangkap, Syahganda Cs dipakein rompi oranye dan dipamerkan di depan media dengan tangan diborgol kabel ties. Sudah seperti maling atau bandar narkoba yang tertangkap. 

Meski vonis untuk Syahganda terbilang ringan, orang-orang KAMI tetap tidak terima. Inisiator KAMI Adhie Massardi menyebut, vonis terhadap Syahganda sangat tidak adil. "Ini kegelisahan, kemarahan. Vonis ini sangat tidak adil," katanya, saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: