Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memantik Amarah, Blinken Sebut China Semakin Agresif Menentang Tatanan Dunia

Memantik Amarah, Blinken Sebut China Semakin Agresif Menentang Tatanan Dunia Kredit Foto: AP Photo/Graeme Jennings
Warta Ekonomi, Washington -

Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan China yang semakin kuat menantang tatanan dunia, bertindak lebih represif dan lebih agresif saat melenturkan pengaruhnya.

Komentar diplomat top Amerika itu disampaikan dalam sebuah wawancara yang disiarkan hari Minggu waktu Washington.

Baca Juga: Jacinda Ardern Sebut Perbedaan Selandia Baru dengan China Sulit Didamaikan, Kenapa?

“Apa yang kami saksikan selama beberapa tahun terakhir adalah China bertindak lebih represif di dalam negeri dan lebih agresif di luar negeri. Itu adalah fakta," kata Blinken dalam sebuah wawancara dengan CBS dalam program 60 Minutes.

Komentarnya muncul setelah Presiden Joe Biden, dalam pidato pertamanya di depan Kongres pada hari Rabu, menggarisbawahi bahwa dia tidak mencari konflik dengan Beijing.

Biden mengatakan dia memberi tahu Presiden China Xi Jinping bahwa dalam persaingan untuk menjadi kekuatan dominan di abad ke-21, "kami menyambut baik persaingan—dan bahwa kami tidak mencari konflik."

"China adalah satu-satunya negara di dunia yang memiliki kemampuan militer, ekonomi, diplomatik untuk merusak atau menantang tatanan berbasis aturan yang sangat kami pedulikan dan bertekad untuk dipertahankan," kata Blinken.

"Tapi saya ingin memperjelas tentang sesuatu...tujuan kami bukanlah untuk menahan China, [bukan] untuk menahannya, [bukan] untuk menekannya; untuk menegakkan tatanan berbasis aturan inilah yang menjadi tantangan bagi China," papar Blinken, yang dilansir AFP,Senin (3/5/2021).

Ketegangan meningkat tajam dengan China selama beberapa tahun terakhir karena Amerika Serikat juga mempermasalahkan langkah militer Beijing yang tegas dan masalah hak asasi manusia, termasuk apa yang digambarkan Washington sebagai genosida terhadap minoritas Uighur yang sebagian besar Muslim.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: