Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Faktor Iklim Sejak 2019, Segini Produksi Minyak Sawit Tahun 2021

Faktor Iklim Sejak 2019, Segini Produksi Minyak Sawit Tahun 2021 Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sepanjang lima tahun terakhir, produksi minyak kelapa sawit dan produk turunannya secara nasional tercatat terus meningkat. Berdasarkan data Gapki, tahun 2015, produksi minyak sawit mencapai 35,5 juta ton dan meningkat menjadi 51,6 juta ton pada tahun 2020.

Pada periode 2021 ini, produksi minyak sawit termasuk minyak inti sawit mentah (crude palm kernel oil/CPKO) diperkirakan meningkat menjadi 55,69 juta ton dengan rincian produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) diprediksi 48,4 juta ton dan produksi CPKO diprediksi 7,29 juta ton.

Baca Juga: 5 Manfaat Ekonomi dari Program Replanting Sawit

Kenaikan ini dipengaruhi faktor iklim yang tidak stabil sejak tahun 2019, namun berdampak positif terhadap produksi tahun 2021.

“Faktor cuaca sangat memengaruhi produksi tanaman sawit. Langkah mitigasi perlu dijalankan. Untuk itu, upaya mengelola dan mitigasi resiko seperti kebakaran lahan. Ini perlu menjadi perhatian bersama,” ujar Ketua Umum GAPKI, Joko Supriyono dalam webinar Ngobrol Bareng Gapki bertemakan Prediksi Iklim 2021 dan Dampaknya Bagi Produksi Sawit, Selasa (4/5/2021).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga memperkirakan tidak akan terjadi kekeringan panjang dan cuaca hujan relatif normal bahkan tinggi di wilayah sentra sawit. Prakiraan Musim Kemarau 2021 pada 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah diperkirakan mengalami Awal Musim Kemarau 2021 pada kisaran bulan Mei dan Juni 2021.

Pada April 2021, curah hujan tinggi (>300mm/bulan) di wilayah sentra sawit seperti Sumatera Bagian Utara, sebagian Riau, Jambi bagian Timur, Sumatera Selatan bagian tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Papua Barat dan Papua. 

Senada dengan hal tersebut, Ketua Bidang Riset dan Peningkatan Produktivitas Gapki, Hasril Hasan Siregar mengatakan, musim kemarau tahun 2021 diprediksi tidak ekstrim bahkan mundur ke bulan Mei-Juni dan puncaknya bulan Agustus. Selain itu, kondisi curah hujan umumnya normal dan di atas normal.

“Dari data tim Agroklimatologi PPKS, sesuai kondisi iklim 2019 memang ada kekeringan dengan El Nino lemah. Lalu tidak ada kekeringan pada 2020. Memasuki tahun 2021 berpotensi tanpa kekeringan. Kondisi ini akan membuat produksi sawit lebih bagus di tahun ini,” ujar Hasril. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: