Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasib Ramayana Dulu dan Sekarang Ibarat Bumi dan Langit, Lagi-Lagi Telan Pil Pahit!

Nasib Ramayana Dulu dan Sekarang Ibarat Bumi dan Langit, Lagi-Lagi Telan Pil Pahit! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) dikenal sebagai salah satu perusahaan ritel raksasa sekaligus kompetitor kuat PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). Namun, baik Ramayana maupun Matahari, bisnisnya amat tertekan selama pandemi Covid-19 hingga akhirnya rugi tak dapat dihindarkan. 

Ibarat bumi dan langit, laba bersih Ramayana yang mencapai Rp13,90 miliar pada Maret 2020 lalu berbalik signifikan menjadi rugi bersih Rp83,63 miliar pada Maret 2021. Kondisi tersebut seiring dengan pendapatan Ramayana yang terpangkas signifikan pada awal tahun ini. Baca Juga: Dolar AS vs Rupiah Hari Ini, 5 Mei 2021: Untung Tak Dapat Diraih, Malang Tak Dapat Ditolak!

Merujuk ke laporan keuangan perusahaan, pendapatan Ramayana turun 46,41% dari Rp916,13 miliar pada kuartal pertama tahun 2020 menjadi Rp490,94 miliar pada kuartal pertama tahun 2021. Pendapatan Ramayana paling besar didapat dari penjualan barang beli putus, di mana angkanya turun 48,21% dari Rp768,26 miliar pada Q1 2020 menjadi Rp397,89 miliar pada Q1 2021.Pendapatan komisi penjualan konsinyasi juga mengalami koreksi dari awalnya Rp147,87 miliar menjadi Rp93,05 miliar.  Baca Juga: Belum Bisa Move On, Matahari Masih Telan Rugi Hingga Triliunan Rupiah

Selain karena pendapatan yang turun, berbaliknya laba menjadi rugi juga disebabkan oleh beban penjualan yang tahun lalu positif Rp922 juta menjadi negatif Rp15,45 miliar. Selain itu, pendapatan lainnya juga terpangkas, yakni dari Rp31,46 miliar pada Q120 menjadi Rp10,59 miliar pada Q121. Meskipun begitu, beban umum dan administrasi berhasil ditekan dari Rp415,11 miliar menjadi Rp302,77 miliar.

Pada saat yang sama, pendapatan keuangan Ramayana menurun dari Rp43,43 miliar menjadi Rp22,41 miliar. Sementara itu, biaya keuangan berhasil ditekan dari Rp12,32 miliar pada awal 2020 menjadi Rp8,10 miliar pada awal 2021. Begitu pula dengan beban pajak atas pendapatan keuangan yang membaik dari Rp8,09 miliar menjadi Rp4,18 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: