Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tahun 2020 PNBP Tembus Rp1,96 T, Ditjen EBTKE: Panas Bumi Berdampak Luas

Tahun 2020 PNBP Tembus Rp1,96 T, Ditjen EBTKE: Panas Bumi Berdampak Luas Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, mengatakan jika pengembangan energi panas bumi akan memberikan dampak luas bagi perekonomian.

Menurutnya, selain meningkatkan investasi dalam negeri, pengembangan ini akan memberikan kontribusi yang luar biasa. Baca Juga: Didampingi Bos Pertamina, Menteri ESDM Tinjau Kilang Balongan Yang Terbakar

Hal tersebut ia disampaikan langsung oleh Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Harris Yahya, dalam webinar bertajuk Sinergi Mendukung Percepatan Pengembangan Panas Bumi, Kamis (6/5/2021). 

"Selain meningkatkan investasi dalam negeri, pengembangan panas bumi juga memberikan kontribusi ekonomi (luas)," ucapnya.

Yang pertama, menurut dia adalah terjadi peningkatan penerimaan negara dari pungutan yang dibayar oleh orang pribadi atau badan dengan memperoleh manfaat langsung maupun tidak langsung, yakni Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Panas bumi memberikan kontribusi ekonomi melalui penerimaan negara bukan pajak dengan capaian Rp1,96 triliun pada tahun 2020," jelasnya. Baca Juga: Chandra Asri Berhasil Kantongi Dana Segar Rp1 Triliun dari Hasil Penerbitan Obligasi

Lebih lanjut, ia mengatakan dalam pengelolaan panas bumi yaknni pengembangan ekonomi dan keterampilan masyarakat yakni menyusul adanya program community development dari pihak perusahaan pengembang.

"Program community development ini memang menjadi kewajiban dati badan usaha pengembang panas bumi," ujarnya.

Karena itu, ia menilai jika pemerintah terus berupaya untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam panas bumi yang ada di Indonesia.

Ia mengatakan, upaya untuk meningkatkan pemanfaatan panas bumi dilakukan dengan berbagai cara termasuk memberikan harga yang kompetitif, serta mengoptimalkan potensi yang ada di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP).

Diketahui, saat ini pemanfaatannya masih 8,9 persen dari total sumber daya yang dimiliki sebanyak 23.765,5 megawatt (MW).

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy (PGE), Ahmad Yuniarto, mengatakan pihaknya akan terus mendorong pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia.

Bahkan, pihaknya mentargetkan 2030 mendatang pengelolaan kapasitas PLTP terpasang mencapai 1,3 Giga Watt (GW).

"Perlu kita sampaikan apa yang akan dilakukan ke depan. Kita punya ambisi di tahun 2030 untuk mengoperasikan ada 1,3 GW installed capacity," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga akan menjadi perusahaan penyedia energi panas bumi terbesar ketiga di dunia.

"Nanti akan menjadi top 3 geothermal producer di dunia," tekannya.

Sementara itu, untuk saat ini kapasitas yang dioperasikan oleh PGE mencapai 672 MW.  Karenanya, untuk memenuhi target tersebut,perusahaan saat ini membutuhkan dana yang tidak sedikit.

"Tentunya kita harus melakukan investasi sangat besar untuk mendukung ambisi kita mencapai target kita di tahun 2030," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: